Berdayakan Diaspora Sebagai Agen, Pemerintah Targetkan Produk UKM Tembus Pasar AS
Pekerja terlihat sedang menyelesaikan pembuatan furniture (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) , serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) berupaya memberdayakan para diaspora sebagai agen promosi sekaligus agregator dalam memasarkan produk nasional.

Direktur Jenderal Pegembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi membidik program penciptaan 500.000 eksportir baru, terutama dari kalangan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pemanfaatan jaringan yang dimiliki oleh diaspora RI di luar negeri.

“Diaspora memiliki peranan penting dalam melakukan kolaborasi dengan pelaku usaha di negara tempat tinggal mereka, khususnya di Amerika Serikat (AS)," ujarnya dalam keterangan resmi pada Sabtu, 29 Mei.

Menurut Didi, jumlah diaspora di AS tercatat sebesar 142.000 orang. Angka tersebut menunjukkan besarnya potensi diaspora sebagai pasar, agen promosi, dan agregator (penyambung atau perantara) bisnis produk Indonesia.

“Pemerintah meyakini diaspora Indonesia dapat menjadi kekuatan untuk mendorong ekspor nasional ke AS,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemenlu Ngurah Swajaya diaspora Indonesia dapat berperan sebagai pemberi informasi bagi warga AS agar dapat mengenal dan memahami produk Indonesia.

“Melalui peran optimal diaspora diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani menambahkan AS merupakan pangsa pasar yang sangat penting bagi Indonesia. Untuk itu, dia menekankan penggunaan teknologi informasi kepada pelaku usaha guna memperluas ekspansi bisnis namun tetap berbiaya rendah.

"Untuk meningkatkan jumlah UKM eksportir, kita harus dorong eksportir agar lebih memahami digitalisasi, konsistensi, dan standardisasi," tegasnya.

Sebagai informasi, nilai perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat pada 2020 mencapai 27,2 miliar dolar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar 10,04 miliar dolar AS.

Negara berjuluk Paman Sam itu juga merupakan 10 besar investor terbesar di Indonesia yang ditunjukan dengan komitmen investasi senilai 480,1 juta dolar AS hingga penutupan tahun lalu.