Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat aliran modal asing keluar (nett outflows) dari pasar keuangan domestik sebesar 400 juta dolar AS pada periode Januari hingga 15 Maret 2021 lalu.

"Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik tertahan seiring peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI, di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Kamis, 18 Maret.

Namun demikian, meski terdapat aliran modal asing yang keluar, Perry menyebut kan bahwa nilai tukar rupiah tetap terjaga sehingga menguat sebesar 0,38 persen secara point to point dan 0,01 persen secara rerata dibandingkan dengan level akhir Februari 2022.

Menurut Perry, perkembangan nilai tukar ditopang pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Dengan perkembangan tersebut, rupiah sampai dengan 16 Maret 2022 mencatat depresiasi sekitar 0,42 persen dibandingkan dengan level akhir 2021.

Kendati terdepresiasi, penurunan mata uang Garuda relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia 0,76 persen, India 2,53 persen, dan Filipina 2,56 persen.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik," tutur Perry.

BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.