JAKARTA - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) baru saja merilis laporannya terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan, terutama bagi negara-negara Asia Tenggara, guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi negaranya masing-masing.
Dalam laporan tersebut, ADB menekankan pentingnya berinvestasi di sektor kesehatan dalam upaya pemulihan ekonomi, lantaran dianggap dapat meningkatkan partisipasi dan produktifitas tenaga kerja.
“Berinvestasi (di sektor) kesehatan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui naiknya partisipasi dan produktivitas tenaga kerja,” ujar Presiden ADB, Masatsugu Asakawa, dalam keterangan resminya, di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Rabu, 16 Maret.
Asakawa memaparkan laporannya di Simposium Pembangunan Asia Tenggara atau Southeast Asia Development Symposium (SEADS).
BACA JUGA:
Menurut Asakawa, pentingnya peran investasi kesehatan dalam upaya pemulihan ekonomi dapat dilihat dari catatan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara, yang diklaim dapat meningkat 1,5 poin persentase jika belanja di sektor kesehatan di kawasan ini mencapai sekitar lima persen dari PDB, dibandingkan tiga persen pada 2021 lalu.
Karenanya, ADB pun mendorong negara-negara di kawasan ini untuk dapat mengalokasikan lebih banyak lagi sumber daya ke sistem kesehatan, demi meningkatkan surveilans terhadap penyakit dan merespon potensi pandemi di masa mendatang.
Selain itu, lanjut Asakawa, ADB turut merekomendasikan pemerintah untuk terus mendorong reformasi struktural guna meningkatkan daya saing dan produktivitas yang termasuk menyederhanakan prosedur dalam berusaha dan mengurangi hambatan perdagangan.
"Caranya dengan mendorong usaha kecil mengadopsi teknologi baru serta memberi pelatihan keterampilan untuk membantu pekerja mengatasi disrupsi pasar tenaga kerja dan relokasi pekerjaan di berbagai sektor. Pemerintah juga perlu menjaga kehati-hatian fiskal untuk mengurangi defisit dan utang serta memodernisasi administrasi pajak guna meningkatkan efisien dan memperluas basis pajak," tegas Asakawa.