COVID-19 di Eropa Kembali Naik Setelah Kebijakan Bebas Masker, Luhut: Pemerintah Lebih Hati-hati
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa sejumlah negara di Eropa mulai mengalami kenaikan kasus COVID-19.

Kenaikan kasus ini terjadi saat negara tersebut mulai melonggarkan protokol kesehatan seperti membebaskan kewajiban penggunaan masker.

Di saat yang bersamaan, terjadi penyebaran COVID-19 varian Omicron subvarian BA.2. Varian ini dijuluki dengan Omicron siluman di negara tersebut.

"Terjadi kenaikan kasus kembali di beberapa Negara Eropa. Hal ini terjadi setelah negara tersebut kembali melonggarkan kebijakan protokol kesehatan dan penyebaran subvarian Omicron BA.2," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin, 14 Maret.

Karenanya, Luhut menyebut pemerintah akan lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan penanganan pandemi, seiring dengan rencana transisi dari pandemi menuju endemi.

"Pemerintah ke depan tentunya akan mengambil kebijakan secara lebih berhati-hati. Penerapan protokol kesehatan, terutama pemakaian masker, masih harus terus kita lakukan," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Luhut menuturkan proses transisi ke endemi akan dilakukan dengan pertimbangan utama capaian vaksinasi dosis lengkap maupun dosis ketiga atau booster yang sudah tinggi.

Kebijakan ini, kata Luhut, telah dilakukan oleh beberapa negara seperti Arab Saudi dan Malaysia.

"Pertimbangan utamanya adalah tingkat vaksinasi lengkap dan booster yang sudah tinggi di kedua negara. Dibandingkan dengan kedua negara itu (Arab Saudi dan Malaysia), capaian vaksinasi dosis lengkap dan booster kita masih tertinggal.

"Untuk itu, pemerintah akan mengejar capaian vaksinasi dosis lengkap dan juga booster. Saya minta masyarakat yang sudah bisa melakukan booster untuk segera melakukan booster tanpa perlu memilih jenis vaksinnya. Semua jenis vaksin terbukti efektif dalam memberikan antibodi terhadap COVID-19," jelasnya.