JAKARTA - Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengatakan, polemik kelangkaan minyak goreng (migor) di Kalbar menjadi beragam karena melibatkan banyak pihak.
"Saya mohon maaf, jika tidak maksimal dalam memberi pelayanan ke masyarakat. Harus kita akui, dalam distribusi minyak goreng melibatkan banyak pihak mulai dari distributor, agen hingga pedagang dan konsumen, sehingga akibatnya, masalahnya pun menjadi beragam," kata Ria Norsan saat menyinggung polemik minyak goreng di pembukaan Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana Tahun 2022 Provinsi Kalbar di Pontianak, dikutip dari Antara, Kamis 16 Maret.
Untuk mengatasi hal tersebut, katanya, di Kota Pontianak khususnya sejak Senin 14 Maret telah dilakukan operasi pasar minyak goreng dengan harga murah yang melibatkan banyak pihak. Mulai dari pemerintah daerah, produsen maupun aparat terkait.
Ia berharap, tidak ada antrean yang saling berdesak-desakan maupun bersitegang gara-gara minyak goreng di Kalbar. Pemerintah, lanjut dia, telah menjamin bahwa pasokan minyak goreng tidak ada masalah.
"Jadi ibu-ibu sebaiknya kalau membeli minyak goreng, secukupnya saja sesuai kebutuhan, tidak berlebih-lebihan," kata dia.
Dalam mengatasi kebutuhan minyak goreng di Kalbar, ia melibatkan berbagai pihak.
"Seperti Bulog, juga bisa menyediakan minyak goreng dengan harga standar," ungkap dia.
BACA JUGA:
Dia menambahkan, pada Senin 14 Maret ribuan liter minyak goreng harga murah disiapkan dalam operasi pasar di Kota Pontianak. Operasi pasar ini sudah dilakukan sejak awal Maret 2022 dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat serta menjaga kestabilan harga menjelang Ramadhan dan Lebaran tahun ini.
Terlebih lagi Kalbar merupakan salah satu penghasil crude palm oil (CPO) di Indonesia yang dijadikan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng. Berdasarkan data dari Dinas Perindag dan ESDM Provinsi Kalbar, kebutuhan minyak goreng di Kalbar sebanyak 4.151 ton per bulan. Basisnya adalah kebutuhan perkapita per bulan (kg/orang) adalah 0,76.
Produsen minyak goreng di Kalbar PT Wilmar mampu memproduksi 500 metrik ton per hari atau 15.000 metrik ton per bulan.