Bagikan:

JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) masih menderita rugi di tahun 2021. Meski demikian, rugi perusahaan jasa telekomunikasi dari Grup Sinarmas milik konglomerat Eka Tjipta Widjaja ini mulai menipis.

Dalam laporan keuangan FREN, dikutip Rabu 16 Maret, disebutkan bahwa perseroan membukukan rugi bersih Rp435,32 miliar di tahun 2021. Kerugian FREN jauh lebih baik dibanding kerugian tahun 2020 yang mencapai Rp1,52 triliun.

Perbaikan dari sisi bottom line tidak terlepas dari pertumbuhan top line perusahaan. Sepanjang tahun 2021, FREN membukukan pendapatan usaha hingga Rp10,45 triliun. Pendapatan Smartfren naik 11,15% jika dibanding tahun 2020 yang tercatat Rp9,4 triliun.

Pendapatan dari jasa telekomunikasi data masih menjadi penopang hingga Rp9,61 triliun. Pendapatan data tercatat lebih tinggi dibanding tahun 2020 yang dibukukan Rp8,62 triliun.

Sementara itu, jasa telekomunikasi non-data berkontribusi hingga Rp284,51 miliar. Pendapatan non-data ini juga meningkat 39,11 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat Rp265,53 miliar.

Jasa interkoneksi menyumbang Rp191,96 miliar terhadap total pendapatan usaha, serta lain-lain berkontribusi Rp 369,38 miliar. Keduanya tampak bertumbuh jika dibandingkan tahun 2020, masing-masing 12,86 persen dan 39,11 persen

Sekadar informasi, total aset yang dikantongi FREN hingga akhir tahun 2021 tercatat Rp43,35 triliun atau naik 12,08 persen dibanding akhir tahun 2020 yang tercatat Rp38,68 triliun.

Sementara itu, liabilitasnya naik 16,67 persen menjadi Rp30,70 triliun. Adapun ekuitasnya terkerek 2,33 persen yoy menjadi Rp12,65 triliun.