Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin stok minyak goreng di pasaran aman menjelang dan saat Ramadan. Pernyataan tersebut merespons kekhawatiran masyarakat yang mengaku sulit mendapatkan minyak goreng.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menyampaikan stok minyak goreng akan terpenuhi untuk kebutuhan masyarakat saat Ramadan. Seperti diketahui, bulan Ramadan jatuh pada April mendatang.

Tak hanya menjamin stok mencukupi, Oke juga memastikan harga minyak goreng di pasaran akan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Kementerian Perdagangan telah menetapkan HET minyak goreng mulai 1 Februari 2022 yakni harga minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, harga minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan harga minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.

"Ketersediaan saya pastikan stoknya itu kita maintain 628.000 ton. Artinya ada kurang lebih untuk kebutuhan 1,5 bulan itu pasti kita amankan," katanya dalam diskusi virtual, Selasa, 8 Maret.

Menurut Oke, pihaknya akan memasok minyak goreng dalam jumlah yang cukup besar. Dengan demikian, kata Oke, diharapkan mampu mempengaruhi harga eceran yang diterima di masyarakat.

"Yang segera dipasok itu adalah rata-rata nasional 600 ribu (liter), minyak goreng dengan harga terjangkau ini sudah merasuk masuk dari indikator dari harga rata-rata nasional dari yang tadinya Rp18.000 sekarang bahkan sudah di bawah Rp16.000 per liter," jelasnya.

Lebih lanjut, Oke mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus melakukan perbaikan distribusi minyak goreng. Ia menegaskan bahwa kebijakan mengutamakan kepentingan rakyat harga harus terjangkau dan mudah diakses merupakan kebijakan yang permanen.

"Indikatornya udah mulai membaik, saya pastikan puasa dan Lebaran (minyak goreng sesuai) harga eceran tertinggi dan harga terjangkau, itu akan semakin mudah diakses oleh masyarakat," katanya.

Diberitakan sebelumnya, anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengaku khawatir minyak goreng akan semakin sulit untuk didapakan saat bulan Ramadan. Sebab, permintaan minyak goreng akan segera meningkat memasuki bulan Ramadan. Bukan saja dari dalam negeri, tetapi juga dari negara-negara berpenduduk muslim.

Karena itu, lanjut Andre, permasalahan kelangkaan minyak goreng menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah.

"Kalau besok masuk bulan Ramadan barang itu bisa benar-benar bukan gaib, saya bingung juga apa bahasanya. Ini yang harus jadi PR pemerintah," ucapnya.

Apalagi, kata Andre, permasalahan kelangkaan minyak goreng sudah terjadi selama enam bulan dan hingga saat ini tak kunjung selesai.

"Sudah enam bulan kita bahas minyak goreng tidak kelar-kelar. Jadi kesannya Komisi VI dan Mendag ini mandul di mata rakyat. Saya tidak mau dianggap oleh konstituen kita rakyat Indonesia bahwa DPR ini tidak kerja," katanya.