Bagikan:

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) punya target agresif dalam memproduksi batu bara pada tahun ini. Terlebih, anggota holding BUMN Pertambangan ini berhasil mencatatkan laba bersih tertingginya Rp7,91 triliun pada 2021.

Corporate Secretary Bukit Asam Apollonius Andwie menyampaikan, perseroan menargetkan produksi batu bara hingga 36,41 juta ton pada tahun ini. "Target itu naik 21 persen dari realisasi pada 2021 sebanyak 30,04 juta ton," tutur Apollonius dalam keterangannya, Senin 7 Maret.

Selain itu, perseroan juga menargetkan angkutan batu bara naik 24 persen dari 25,42 juta ton menjadi 31,5 juta ton. Serta volume penjualan naik 31 persen daari 28,37 juta ton menjadi 37,1 juta ton pada 2022.

Sepanjang tahun 2021, dengan produksi batu bara yang mencapai 30,04 juta ton dengan angkutan 25,42 juta ton dan voume 28,37 juta ton membuat laba bersih perseroan tembus Rp7,91 triliun atau naik 231 persen dari laba 2020 Rp2,39 triliun.

Menurut Apollonius, angka tersebut merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah perseroan.

"Pencapaian ini didukung kinerja operasional yang solid seiring pemulihan ekonomi global dan nasional yang mendorong naiknya permintaan batu bara," ungkap Apollonius.

Pada periode tersebut, Bukit Asam mencatat pendapatan usaha Rp29,26 triliun atau naik 69 persen dari Rp17,33 triliun.

Perseroan pun optimistis kinerjanya bisa terus positif mengingat harga batu bara semakin tinggi. Hingga 31 Desember 2021, harga batu bara indeks Newcastel ada pada level 137,28 dollar AS per ton, dengan harga batu bara thermal Indonesia rata-rata 95,05 dollar AS per ton.