Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melaporkan bahwa pembiayaan kepada sektor renewable energy atau energi baru terbarukan (EBT) telah mencapai nilai Rp5,6 triliun hingga akhir Desember 2021.

Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto mengatakan capaian pada sepanjang tahun itu melesat 19,1 persen dibandingkan dengan bukuan pada 2020 yang sebesar Rp4,7 triliun.

“Perseroan berkomitmen untuk terus memperbesar porsi pembiayaan ke sektor ini,” ujarnya, dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 4 Maret.

Menurut Solichin, perseroan secara konsisten mengucurkan kredit melalui kepada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Energy sebesar 35 juta juta dolar AS dan Kerinci Merangin sebesar 10 juta dolar AS. Katanya, kedua proyek tersebut cukup strategis dalam mendukung kebijakan pemerintah yang semakin gencar dalam isu EBT.

“Selain itu, PLTA juga menjadi sumber energi yang pasokannya terjaga (sustain), menghasilkan listrik yang rendah emisi karbon, biaya pemeliharaannya relatif rendah dan sekaligus kegiatan ini sejalan dengan kegiatan usaha berkelanjutan,” tutur dia.

Lebih lanjut, Solichin mengungkapkan BRI terus berupaya meningkatkan kinerja ekonomi dan mengoptimalisasikan keuntungan (profit) dengan secara demi meningkatkan kinerja sosial dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

“Strategi yang komprehensif akan terus kami kembangkan untuk pertumbuhan di tahun ini,” tegas dia.

Sebagai informasi, lembaga jasa keuangan berkode emiten BBRI ini diketahui telah memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 85 persen dari laba bersih yang didapat pada tahun 2021 lalu. Porsi tersebut setara dengan Rp26,4 triliun. Adapun, 15 persen sisa laba bersih juga digunakan untuk saldo laba ditahan, yaitu sebesar Rp4,65 triliun.

“Penyaluran kredit BRI ke sektor Renewable Energy sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia 2022 yang mengusung tema Recover Together, Recover Stronger, demi mendorong pertumbuhan yang inklusif, people-centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia,” tutup Solichin.