Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) melaporkan bahwa sebanyak 65,5 persen atau sekitar Rp617,8 triliun dari total portofolio penyaluran kredit pada tahun lalu telah menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG).

Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, mengatakan jumlah tersebut meningkat kurang lebih 12,2 persen secara year-on-year (y-o-y) dibandingkan dengan 2020 yang sebesar Rp550,4 triliun.

“Penyaluran kredit ini tentu didominasi dari segmen UMKM yang mencapai sekitar Rp547 triliun pada 2021,” ujarnya dalam keterangan pers hari ini, Selasa, 1 Maret.

Menurut Solichin, perseroan akan terus fokus dan meningkatkan pembiayaan ke segmen UMKM hingga mencapai 85 persen pada 2025.

“Saat ini kredit BRI untuk segmen UMKM sendiri mencapai 83,86 persen dari total portofolio pembiayaan perseroan secara konsolidasi pada 2021,” tuturnya.

Solichin menambahkan, dari kredit yang diberikan kepada UMKM tersebut, BRI sekaligus sudah membangun 400.000 lapangan kerja baru.

“Hal itu yang kami catat dalam sustainability report,” tambah dia.

Sebagai informasi, sebanyak 45 juta pelaku usaha ultra mikro tercatat masih membutuhkan pendanaan, baik pendanaan baru maupun tambahan. Jika dirinci, dari jumlah tersebut baru sekitar 15 juta yang tersentuh lembaga pembiayaan formal. Sementara itu, sekitar 30 juta lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal.

Dari jumlah pelaku usaha yang belum tersentuh lembaga pembiayaan formal tersebut, tujuh juta di antaranya mengandalkan pinjaman kerabat, dan ada pula lima juta pelaku usaha yang mengandalkan rentenir. Oleh karena itu, bank dengan kode emiten BBRI ini menilai masih ada sebanyak 18 juta pelaku usaha yang sama sekali belum tersentuh layanan lembaga keuangan.

“Secara prioritas, perseroan akan menyasar terlebih dahulu 18 juta pelaku usaha yang sama sekali belum tersentuh lembaga pembiayaan. Kami mempunyai aspirasi menjadi bank yang terdepan dan paling concern dalam implementasi ESG di Indonesia maupun Asia Tenggara,” tutup Solichin.