JAKARTA – PT Indomarco Prismatama akhirnya buka suara terkait pemberitaan soal penimbunan minyak goreng bersubsidi di gerai waralaba Indomaret di Pringsewu, Lampung.
Perusahaan milik konglomerat Anthony Salim yang menaungi merek dagang Indomaret itu membantah kabar tersebut.
“Selain menjual barang kebutuhan pokok, di tempat tertentu Indomaret juga menyediakan makanan siap saji, antara lain Yummy Fried Chicken. Produk siap saji ini membutuhkan bahan baku minyak goreng dan produk yang disimpan dekat dapur di area gerai tidak dijual karena peruntukannya untuk menggoreng ayam tersebut sebagaimana yang ditemukan pada sidak 14 Februari 2022,” ujar Marketing Director Indomarco Darmawi Alie ketika dihubungi VOI, Selasa, 15 Februari.
Menurut Darmawi, kronologi sebenarnya adalah ketika terjadi sidak dari unsur Satpol PP, Dinas Perindag dan DPRD Pringsewu di Indomaret Jalan Jenderal Sudirman, Pringsewu, persediaan minyak goreng 66 liter terdiri dari 32 liter stok toko Jenderal Sudirman dan 22 liter stok toko Jalan Ahmad Yani.
“Namun saat itu belum diambil toko bersangkutan dan stok baru datang 12 liter,” tuturnya.
Lalu untuk menjawab pertanyaan tim sidak, dijelaskan karyawan persediaan tersebut dipergunakan untuk menggoreng.
Akan tetapi minyak goreng tersebut diminta dikeluarkan untuk diambil. Setelah koordinasi, karyawan Indomaret membuat berita acara dan keterangan untuk pengambilan minyak yang telah diambil tersebut.
BACA JUGA:
Sedangkan persedian minyak goreng untuk keperluan menggoreng di Indomaret Jalan Ahmad Yani sebanyak 12 pch (24 liter), dan diminta tim sidak untuk dijual.
“Secara sistem di komputer kasir, minyak goreng tersebut tidak bisa dijual sehingga penjualan secara manual dan tersisa 8 pch. Telah dilakukan koordinasi dengan Disperindag Kabupaten Pringsewu dan dijelaskan bahwa stok di toko benar dipergunakan untuk keperluan menggoreng ayam dan tidak untuk ditimbun,” jelas dia.
Darmawi menambahkan, secara patuh mengikuti kebijakan pemerintah mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng Rp14.000 perliter untuk kebutuhan masyarakat.
“Prinsip bisnis yang kami lakukan, produk minyak goreng dikirim dari distributor dan kemudian kami teruskan ke gerai-gerai Indomaret untuk dijual langsung ke konsumen akhir.Persediaan di gerai ini sangat tergantung dari kiriman pasokan distributor. Supply dari pabrik masih terbatas sehingga terjadi kekosongan,” tegasnya.
“Gudang di gerai Indomaret sangat terbatas sehingga tidak mungkin ada penimbunan dan kami tidak terbesit sedikitpun untuk menahan minyak goreng. Dalam berusaha kami tetap konsisten mendukung kebijakan minyak goreng pemerintah dan sesuai arahan Aprindo,” tutup Darmawi.