JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) bakal melangsungkan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Rabu 16 Februari. Pertemuan emiten berkode saham BUKA dengan para pemegang saham hanya memiliki satu mata acara yakni perubahan susunan direksi perseroan.
Dikutip dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 15 Februari, Dewan komisaris Bukalapak telah membahas kandidat Direktur Utama dan anggota Direksi perseroan. Untuk kandidat Direktur Utama, jajaran komisaris mengusulkan nama Willix Halim.
Selanjutnya, Howard Nugraha Gani, dan Victor Putra Lesmana diusung untuk mengisi kursi di jajaran direksi teranyar.
"Usulan pencalonan tersebut akan diajukan untuk disetujui oleh para pemegang saham perseroan dalam rapat yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tulis Manajemen Bukalapak.
Willix Halim sendiri saat ini menjabat sebagai CEO Interim Bukalapak. Dia bergabung dengan perseroan sejak 2016 dan langsung menempati posisi Chief Operating Officer.
Jebolan Stanford University Graduate School of Business itu disebut memiliki peran penting dalam perjalanan Bukalapak menjadi unicorn, pengembangan mitra, hingga memperluas variasi produk dan layanan digital perseroan.
Sosok selanjutnya adalah Victor Putra Lesmana. Dia menjabat sebagai President, Commerce & Fintech Bukalapak sejak 2021 hingga sekarang. Pengalamannya tersebar di berbagai industri mulai dari layanan keuangan, teknologi, consumer goods, hingga supply chain.
Adapun, tanggung jawab yang dipegangnya saat ini memimpin berbagai divisi inti di Bukalapak termasuk marketplace, digital products, logistics and supply chain, payment, financial technology, dan new businesses.
Kandidat selanjutnya, Howard Nugraha Gani, merupakan CEO Mitra Bukalapak sejak 2020 hingga sekarang. Dia mengawali kariernya sebagai engineer di Ericsson Australia. Howarad menjadi kandidat dengan pengalaman berbagai latar belakang dan keahlian, seperti dalam inisiatif bisnis dan produk, manajemen kemitraan, serta strategi disrupsi dan growth hacking.
Tancap gas di 2022
Bukalapak langsung tancap gas pada awal 2022 dengan membeli saham bank digital milik konglomerat Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI). Mereka bergabung bersama konsorsium yang terdiri atas CT Corp, Salim Group, Grab, dan Carro & Growtheum (ASEAN PE).
BACA JUGA:
Aksi korporasi itu merupakan pertama kalinya BUKA menggunakan dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Bukalapak mengempit 11,5 persen saham BBHI atau menjadi pemegang saham terbesar kedua di Bank Allo. Manajemen Bukalapak memaparkan bebeberapa alasan tertarik dengan kemitraan itu.
Salah satunya data separuh atau 50 persen penduduk Indonesia yang masih belum memiliki rekening bank serta 15 persen masyarakat underbanked. BUKA juga meyakini ada sekitar 50 juta UMKM yang tidak punya rekening bank.
Potensi itu diklaim sangat besar bagi perseroan mengingat pelanggan-pelanggan tersebut tinggal di kota-kota tier 2 dan tier 3 di mana 70 persen bisnis perseroan berasal dan di mana sedikit persaingan dengan para pemain e-commerce lainnya.
"Dengan bekerja sama dengan dua raksasa di CT Corp dan Salim Group yang dikenal sebagai brand terpercaya dengan basis pengguna yang sangat besar dan lebih dari 100 juta pelanggan, kami dapat menciptakan dampak dengan cepat," tulis Manajemen Bukalapak seperti dikutip, Selasa 15 Februari.