JAKARTA - Masyarakat di Indonesia masih banyak yang terjebak pinjaman online (pinjol). Salah satu alasannya, para pinjol ilegal ini memberi kemudahan dalam kelengkapan prasyarat mendapatkan pinjaman dana,terlebih saat peminjam membutuhkan dana darurat.
Banyak dari peminjam yakni karyawan dan buruh yang terjebak hutang karena terdesak akan tuntutan pemenuhan kebutuhan darurat. Hal ini juga ditambah kurangnya edukasi terkait bahaya pinjol ilegal membuat membuat mereka mudah terjebak dalam lingkaran utang, yang pada akhirnya menyebabkan gaji mereka hanya habis dan hanya cukup untuk membayar hutang.
Bahaya pinjol ilegal yang tidak berada di bawah pengawasan OJK di antaranya adalah bunga tinggi, biaya administrasi besar, tenor singkat, data pribadi yang rawan tersebar, teror dan intimidasi yang dilakukan oleh penagih utang yang tidak memiliki izin. Seseorang dengan utang yang berlebih dapat terdampak kesehatannya secara mental dan fisik dikarenakan stress keuangan.
Hal ini dapat berdampak kepada kinerja di tempat kerja yang tidak jarang menyebabkan keputusan untuk melakukan kejahatan dan penipuan di tempat kerja.
BACA JUGA:
Melihat fenomena itu, Perusahaan startup di sektor kesehatan finansial Wagely layanan Earned-Wage Access (EWA). Layanan ini memungkinkan karyawan dan buruh memiliki ketahanan dalam mengatur keuangan mereka melalui akses gaji kapan pun dibutuhkan, tanpa bunga dan sesuai syariah keuangan.
"Terlebih di situasi pandemi dan perbaikan ekonomi saat ini, banyak kebutuhan darurat yang harus dipenuhi dengan dana instan dan melalui aplikasi Wagely, karyawan dari menarik gaji yang sudah dihasilkan secara aman dan bertanggung jawab. Wagely hadir sebagai solusi efektif bagi karyawan dan terbukti membantu 53 persen mereka yang perusahaannya yang sudah bekerjasama dengan wagely dapat terhindar dari rentenir dan pinjaman online ilegal,” ungkap Chief Executive Officer Tobias Fischer, Rabu, 9 Februari.
Tobias juga menambahkan di era digital teknologi saat ini, transformasi digital merupakan cara perusahaan berinteraksi dengan pegawai, termasuk menyediakan layanan kesehatan keuangan digital.
"Wagely merupakan rekanan yang tepat untuk solusi jangka panjang karena kami memberikan kesempatan untuk mereka melihat penghasilan yang didapat setiap harinya, akses ke gaji yang sudah dihasilkan serta kemampuan untuk perencanaan di depan. Hal ini terbukti dengan menurunnya angka turnover pegawai, meningkatkan retensi dan menjaga cash flow bisnis," ujar Tobias.
Perusahaan startup di sektor kesehatan finansial yang dibangun dan besar di Indonesia, Wagely telah sukses bekerja sama dengan ratusan bisnis dan usaha mencakup berbagai sektor industri termasuk Adaro Energy, Medco Power Indonesia, British American Tobacco, Ranch Market, Century Pharma yang merupakan beberapa diantaranya.
Pada Januari 2022, wagely telah menjalin kerja sama strategis dengan HKI (Himpunan Kawasan Industri), yang bertujuan untuk menjadi pelopor untuk solusi kesehatan keuangan bagi jutaan karyawan berpenghasilan rendah-menengah dalam jaringan HKI.
Ekspansi yang baru-baru ini dilaksanakan hingga Bangladesh juga berhasil mengumpulkan 50.000 karyawan dari berbagai pabrik pakaian terbesar di sekitarnya, dan mengukuhkan posisi wagely sebagai pemimpin di kesehatan finansial melalui EWA di Asia Tenggara. Melalui komitmen ini, wagely akan membangun sebuah ekosistem kesehatan finansial yang nyata di Asia Tenggara, serta memperkuat ketahanan bisnis dan kesejahteraan karyawan.