Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi RI pada sepanjang 2021 adalah sebesar 3,69 persen.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan capaian pada tahun lalu itu tercatat lebih baik jika dibandingkan dengan periode 2020 yang sebesar 2,07 persen.

“Ke depan, perekonomian domestik diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada 2022, didukung oleh akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, dan berlanjutnya stimulus kebijakan Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait lain,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Rabu, 9 Februari.

Menurut Erwin, hampir seluruh komponen produk domestik bruto (PDB) pada triwulan IV 2021 tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

Katanya, konsumsi rumah tangga tumbuh 3,55 persen year-on-year (y-o-y), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya sebesar 1,02 persen seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Investasi tumbuh sebesar 4,49 persen yang ditopang oleh investasi nonbangunan.

Kinerja konsumsi pemerintah tercatat sebesar 5,25 persen didorong akselerasi belanja untuk program pemulihan ekonomi nasional yang terus berlanjut, termasuk penanganan COVID-19.

“Dari sisi lapangan usaha tumbuh positif terutama pada industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Sementara untuk kinerja lapangan usaha yang terkait mobilitas ada pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan yang juga menunjukkan perbaikan,” tuturnya.

Secara spasial, perbaikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2021 terjadi di hampir seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.