JAKARTA - Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa seluruh lapangan usaha di Indonesia mengalami pertumbuhan positif dalam menyokong produk domestik broto (PDB) di kuartal IV 2021, terkecuali untuk sektor jasa keuangan.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan jasa keuangan tumbuh minus 2,95 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y) dibandingkan dengan kuartal IV 2020.
“Itu terjadi diantaranya karena perlambatan jasa intermediasi perbankan akibat penurunan spread suku bunga referensi dan suku bunga kredit yang disertai dengan penurunan signifikan pada pendapatan sekunder,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin, 7 Februari.
Menurut Margo, faktor lain yang turut berpengaruh adalah terkait dengan upaya sektor ini untuk melakukan pembenahan jelang tutup tahun. Lalu, dijelaskan pula jika kondisi industri pertanggungan di Tanah Air ikut memberikan tekanan di sektor jasa keuangan.
BACA JUGA:
“Kemudian, ada beban biaya operasional yang meningkat di triwulan IV 2021 pada lapangan jasa keuangan dan juga adanya penurunan pendapatan dari berbagai usaha asuransi yang ada di indonesia. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan terjadinya kontraksi sebesar minus 2,59 persen,” tutur Margo.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan bahwa pihaknya memang fokus untuk mengoptimalkan kinerja fungsi intermediasi melalui penyaluran kredit.
“Selama ini OJK telah memberikan pelonggaran ATMR bagi kredit/pembiayaan sektor properti, kendaraan bermotor, dan kesehatan, serta khusus untuk sektor kesehatan juga diberikan pelonggaran Batas Maksimum Penyaluran Kredit (BMPK). Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong demand kredit maupun pembiayaan,” kata Wimboh dalam paparan KSSK pekan lalu.