Bagikan:

JAKARTA - Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Iswahyudi membeberkan serangkaian upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target bauran energi yang dipatok 23 persen pada tahun 2025.

Ia menuturkan, banyak langkah yang harus dipercepat mengingat pencapaian tahun 2021 yang baru mencapai 11,5 persen.

"Upaya percepatan perlu kita lakukan mengingat tahun lalu baru mencapai 11 persen padahal tahun 2025 target kita 23 persen," ujarnya saat menjadi pembicara dalam webinar “Siapkah Indonesia Menuju Transisi Energi” yang diselenggarakan oleh IKAFH Undip, Sabtu, 5 Februari.

Strategi yang saat ini dilakukan pemerintah antara lain dengan menyelesaikan Peraturan Presiden mengenai harga EBT dan menyeimbangkan pricing agar dapat menciptakan iklim yang kondusif antara pengembang EBT.

"Di sisi lain, konsumen juga bisa mendapatkan harga yang terjangkau," imbuhnya.

Hendra menambahkan, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM (PermenESDM) mengenai PLTS Atap, mandatory bahan bakar nabati, pemberian insentif fiskal dan non-fiskal untuk EBT oleh Kementerian Keuangan, memberikan kemudahan perizinan berusaha.

"Langkah lainnya adalah dengan electrifying lifestyle dan mendorong penggunaan kompor induksi dan kendaraan listrik," ujarnya menambahkan.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk mendorong dan meningkatkan konsumsi listrik kapita yang masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga.

"Potensi kita sangat besar tapi baru dimanfaatkan sebesar 0,3 persen. Ada banyak sumber seperti PLT Surya, hidro, energi bayu, panas bumi dan laut. Tinggal bagaimana pengembangannya nanti," pungkasnya.