JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengklaim berhasil mengurangi jumlah utang sebesar Rp32 triliun sepanjang 2021. Sehingga, total utang PLN saat ini menjadi sekitar Rp430 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa berkurangnya utang hingga Rp32 triliun tersebut menunjukkan bahwa perseroan sukses dalam mengelola utang dengan baik.
"Jadi di sini walaupun ada pandemi kami bisa mengelola utang kami dengan baik, sehingga interest bearing debt kami di awal tahun ini turun dari Rp450 triliun menjadi Rp430-an triliun," katanya dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu, 26 Januari.
Meski beban utang berkurang, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mengarahkan agar PLN tetap mengurangi belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini. Namun sayangnya, Darmawan tidak merinci berapa capex yang harus dikurangi.
Dalam kesempatan tersebut, Darmawan juga mengungkapkan ada enam program yang akan direalisasikan PLN sepanjang tahun ini. Adapun keenam program itu meliputi perbaikan pendapatan modal dan meningkatkan electrifying lifestyle, lalu efisiensi operasi dan investasi.
BACA JUGA:
Kemudian, lanjut Darmawan, mengembangkan ESG dan transisi energi, menata struktur korporasi dan unlock value portofolio bisnis, meningkatkan penjualan kWh dan biaya kWh serta mengembangkan digitalisasi dan sistem manajemen untuk akselerasi transformasi.
"Kami juga membangun sistem manajemen untuk mengakselerasi transformasi. Jadi disini bukan hanya sistem teknologi dan digital, tetapi juga human resource-nya hanya bisnis prosesnya, kulturnya juga kita ubah," ujarnya.