2 Tahun Jadi Menteri, Erick Thohir Bentuk Banyak Holding BUMN, Apa Tujuannya?
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir dikenal suka 'bersih-bersih' perusahaan pelat merah guna meningkatkan efisiensi. Erick mempunyai visi tidak akan membentuk super holding melainkan subholding berisi pengelompokan BUMN.

Sejak menjabat pada akhir 2019 hingga akhir November 2021, Erick sudah membubarkan sebanyak 70 perusahaan BUMN. Selama menjabat 2 tahunan ini, Erick juga telah membentuk setidaknya lima holding BUMN yang dikelompokkan berdasarkan sektor atau klasternya.

Lalu apa tujuan Erick memilih membentuk banyak holding BUMN?

Erick mengatakan pembentukan holding BUMN bukan untuk menciptakan hegemoni perusahaan pelat merah hingga membudayakan birokratisasi. Namun, justru holding dipandang mampu menetralisir pasar ketika terjadi gejolak.

Contohnya, kata Erick, merger atau penggabungan BUMN perbankan untuk mempermudah pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Lalu, merger perseroan di sektor pangan juga mendorong integrasi ekosistem pangan hingga mempermudah kepentingan petani di dalam negeri.

"Merger (BUMN Pangan) ini tidak lain jangan menjadi birokrasi, sebenarnya BUMN itukan mesti lentur, seperti industri perbankan kita yang juga bisa menghadapi swasta dan asing di kalah pasar industri perbankan sangat terbuka. Memang fungsi BUMN tak lain sebagai penyeimbang pasar, dan juga bisa mengintervensi pasar ketika pacarnya tidak baik," ujar Erick, dalam acara diskusi, dikutip Selasa, 18 Januari.

Seperti diketahui, Kementerian BUMN memang gencar mengkonsolidasikan sejumlah klaster BUMN ke dalam masing-masing payung holding. Langkah transformasi itu akan dilakukan hingga 2024 mendatang.

Aksi korporasi tersebut sudah dicanangkan sejak jauh-jauh hari atau masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian BUMN tahun 2020-2024. Nantinya, akan ada sembilan holding yang akan dibentuk Erick.

Adapun kesembilan holding BUMN diantaranya,  Holding Farmasi, Asuransi, Jasa Survei, industri Pangan. Lalu, Holding Industri Manufaktur, Holding BUMN Pertahanan, Holding Industri Media, Holding Layanan Kepelabuhanan, Holding Layanan Transportasi dan Pariwisata.

Sejak menjabat pada akhir 2019, hingga saat ini sudah ada lima holding yang dibentuk Erick Thohir dan diresmikan. Pertama, Holding BUMN Ultra Mikro. Holding ini resmi diluncurkan pada September 2021.

Pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro ditandai dengan penandatanganan pengalihan saham negara pada PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kepada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Lalu, InJourney atau Holding BUMN Pariwisata dan Pendukungnya diluncurkan pada 13 Januari 2022. Erick Thohir menaksir total aset InJourney bisa mencapai Rp260 triliun pada 2024.

Adapun perusahaan pelat merah yang tergabung dalam holding ini antara lain PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Kemudian baru-baru ini, Erick membentuk ID Food atau Holding BUMN Pangan yang berdiri sejak Januari tahun ini. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI ditetapkan menjadi induk dari holding pangan tersebut.

Hal ini terjadi setelah pemerintah melalui Kementerian BUMN mengalihkan saham lima BUMN kepada RNI. Adapun ke 5 BUMN yang dimaksud, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia (Persero), PT Berdikari, dan PT Garam kepada

Selanjutnya, Holding BUMN Farmasi yang berdiri pada Februari 2020. Dalam komposisinya, PT Bio Farma menjadi induk perusahaannya. Adapun holding BUMN farmasi terdiri dari  PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Phapros Tbk (PEHA).

Lalu, Erick juga sudah membentuk Holding BUMN Kepelabuhan. Pendirian Holding BUMN Kepelabuhan ditandai dengan penggabungan PT Pelindo I (Persero) hingga Pelindo IV. Penggabungan itu ditandai dengan penandatanganan akta penggabungan yang sudah dilakukan pada 2021 lalu.

Jokowi restui pembentukan holding BUMN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan isyarat akan terus melanjutkan rencana penggabungan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam satu perusahaan induk atau dikenal dengan istilah holdingisasi.

Lebih lanjut, Jokowi beralasan bahwa dengan holdingisasi perusahaan negara yang bergabung di dalamnya memiliki kekuatan besar. Menurut dia, hal ini lebih menguntungkan ketimbang perusahan kecil dengan jumlah yang banyak. Karena itu, Jokowi ingin perusahaan pelat merah lain membentuk holding.

"Inilah yang kita harapkan perusahaan-perusahaan yang lain juga seperti itu. Jangan sampai kecil-kecil bertebaran, sehingga kekuatannya menjadi minim baik dari sisi keuangan modal. Kalau bergabung seperti ini kekuatannya akan menjadi gede," tuturnya dalam acara Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multifungsi Wae Kelambu, dikutip dari YouTube Setpres, Kamis, 14 Oktober.