Kurangi Ketergantungan Batu Bara, Indika Energy Milik Konglomerat Agus Lasmono Sudwikatmono Masuki Bisnis Kendaraan Listrik
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Indika Energy Tbk. (Indika Energy) disebutkan melakukan kerja sama pengembangan ekosistem energi baru berkelanjutan di Indonesia melalui investasi di industri kendaraan listrik. Hal itu diwujudkan melalui Nota Kesepahaman (MoU) dengan perusahaan asal Taiwan Foxconn dan Gogoro Inc.

Wakil Direktur Utama Indika Energy Azis Armand mengatakan kolaborasi ini selaras dengan upaya perseroan dalam melakukan diversifikasi bisnis termasuk dalam industri kendaraan dan baterai listrik.

“Bisnis ini sangat menjanjikan karena mengkombinasikan pengalaman dan keahlian kami di bidang energi dengan Foxconn dan Gogoro sebagai perusahaan global yang telah mengembangkan kendaraan listrik,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 21 Januari.

Menurut Azis, langkah Indika Energy untuk memasuki ekosistem motor listrik merupakan upaya pencapaian target perusahaan untuk meningkatkan porsi pendapatan dari sektor nonbatu bara sebesar 50 persen pada 2025 mendatang.

“Pada April 2021 lalu kami telah mendirikan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) yang bertujuan untuk mengakselerasi pasar motor listrik dan ekosistemnya sehingga dapat menjadi salah satu merek utama di industri kendaraan listrik nasional,” tutur dia.

Azis berharap, langkah strategis perseroan bisa membantu Indonesia sebagai salah satu negara pengembang ekosistem kendaraan listrik.

Sebagai informasi, kolaborasi ini dilakukan melalui skema Build – Operate – Localize (BOL) di Indonesia melalui tiga tahap, yaitu membangun, mengoperasikan dan melokalisasikan, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas industri nasional.

Diungkapkan bahwa sinergi ini akan menjajaki kerja sama investasi yang luas untuk ekosistem kendaraan listrik (EV), mulai dari pembuatan baterai listrik (termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai), hingga ke pengembangan industri EV 4 roda, EV 2 dan bus listrik (E-Bus).

“Kami ingin RI masuk dalam rantai pasok global dan memiliki daya saing yang kuat di industri ini,” tutup Azis.