Menko Airlangga Sebut Pengembangan Teknologi Kunci Kemandirian Industri Kesehatan Nasional
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa industri kesehatan termasuk di dalamnya industri farmasi, merupakan salah satu sektor yang sangat diutamakan terutama dalam kondisi pandemi saat ini.

Menurut dia, pemerintah akan terus mendorong terjadinya transformasi berbasis digital untuk menopang perkembangan industri kesehatan.

“Transformasi tersebut diharapkan bisa semakin berperan dalam memudahkan proses distribusi, penguatan jejaring kesehatan, mengefektifkan proses administrasi, dan mendukung performa yang lebih efektif serta efisien,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 21 Januari.

Airlangga menambahkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga periode 2021 Indonesia memiliki 241 industri manufaktur farmasi, 17 industri bahan baku farmasi, 132 industri kesehatan tradisional, dan 18 industri produk ekstraksi alam.

Diungkapkan dia jika berbagai industri tersebut telah mengekspor produk farmasi dan alat kesehatan ke berbagai negara di dunia antara lain Amerika Serikat, Inggris, Vietnam, Belanda, Singapura, dan Korea Selatan.

“Dalam mendukung upaya pengembangan industri kesehatan, pemerintah telah menyusun Peta Jalan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi bahan baku berteknologi tinggi,” tuturnya.

Lebih lanjut, pemerintah juga disebut telah mendorong munculnya riset dan inovasi melalui Pendanaan Riset Inovatif Produktif yang dikelola oleh LPDP untuk para akademisi, serta menyediakan insentif Super Deduction Tax untuk para technopreneur yang melakukan kegiatan Litbang. Berbagai kebijakan ini diklaim Airlangga bisa dimanfaatkan agar sektor industri nasional dapat melahirkan inovasi-inovasi yang diciptakan insinyur Teknik Industri.

“Tujuan jangka panjang dari upaya ini adalah untuk mencapai kemandirian industri kesehatan sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menurunkan ketergantungan pada bahan impor,” tegasnya.

Untuk diketahui, pemulihan ekonomi nasional tidak terlepas dari pemulihan yang terjadi di sektor industri, karena sektor ini menopang 19,15 persen dari perekonomian nasional. Optimisme sektor industri masih terlihat di kuartal IV 2021 yang ditandai dengan PMI Manufaktur kembali berada di wilayah ekspansif dengan mencatatkan angka 53,5 pada Desember 2021.

Utilisasi industri pengolahan juga terus meningkat dan mencapai yang tertinggi dengan capaian 67,6 persen. impor barang modal dan bahan baku masing-masing tumbuh 23,1 persen dan 60,5 persen year-on-year (y-o-y) pada November 2021. Seluruh indikator mencerminkan bahwa sektor industri ini semakin solid dalam menopang pemulihan ekonomi nasional.