JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim bahwa neraca perdagangan Indonesia yang surplus 35,34 miliar dolar AS pada sepanjang 2021 jadi yang tertinggi dalam lima tahun belakangan ini.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan catatan tersebut dihasilkan dari ekspor RI yang lebih besar dengan 231,54 miliar dolar AS dibandingkan impor 196,19 miliar dolar AS.
“Surplus yang sebesar 35,34 miliar dolar AS ini adalah yang terbesar dalam lima tahun terakhir,” ujarnya saat menggelar konferensi pers melalui saluran virtual, Senin, 17 Januari.
Menurut Margo, catatan pada sepanjang tahun lalu meneruskan tren positif yang terjadi pada 2020 dengan surplus 21,62 miliar dolar AS.
Sebelumnya pada periode sebelum pandemi, yakni 2018 dan 2019, perdagangan RI selalu membukukan defisit dengan masing-masing minus 8,7 miliar dolar AS dan minus 3,59 miliar dolar AS.
Adapun, pada 2017 neraca perdagangan diketahui berada dalam status surplus 11,84 miliar dolar AS serta pada 2016 surplus 9,48 miliar dolar AS.
BACA JUGA:
“Tentu kita berharap catatan ini dapat terus dipertahankan sehingga dapat berdampak pada pemulihan ekonomi secara cepat,” tuturnya.
Secara terperinci, Margo menjelaskan ekspor Indonesia Januari–Desember 2021 mencapai 231,54 miliar dolar AS atau naik 41,88 persen dibanding periode yang sama 2020.
Sementara menurut provinsi, asal barang ekspor 2021 paling banyak dari Jawa Barat dengan nilai 33,86 miliar dolar AS miliar (14,62 persen), diikuti Kalimantan Timur 24,32 miliar dolar AS (10,50 persen) dan Jawa Timur 23,00 miliar dolar AS (9,94 persen).
Adapun untuk impor, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2021 adalah China 55,74 miliar dolar AS (32,66 persen), Jepang 14,61 miliar dolar AS (8,56 persen), dan Thailand 9,08 miliar dolar AS (5,32 persen).