Bagikan:

JAKARTA - Final Piala AFF Suzuki yang mempertemukan Timnas Indonesia vs Thailand di Stadion Nasional Singapura bakal bergulir dalam 2 leg, yakni malam ini, Rabu 29 Desember 2021 dan Sabtu 1 Januari 2022. Ajang pesta bola di Asia Tenggara ini dinilai bakal menguntungkan bagi perusahaan milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo dan Eddy Kusnadi Sariaatamdja.

Partai final ini, selain ditunggu para penggemar sepak bola di Tanah Air, juga dinantikan dua emiten media yakni dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Tidak seperti edisi-edisi sebelumnya, kali ini MNCN dan SCMA mendapat bagian hak siar laga Piala AFF bersamaan namun dalam platform berbeda.

MNCN milik Hary Tanoe mendapatkan hak siar untuk RCTI dan iNews dan kemudian disusul penayangan secara live streaming oleh RCTI+. Sedangkan SCMA mengandalkan jaringan aplikasi over the top (OTT) Vidio untuk menyerap kue iklan AFF Suzuki Cup 2020.

Di satu sisi, situasi ini membuat potensi jumlah penonton terbelah jadi dua. Namun, hal tersebut agaknya tidak akan membuat kedua emiten gagal puas, mengingat jumlah penonton yang bisa mereka gaet tetaplah banyak.

Sejauh ini, baik SCMA maupun MNCN memang belum mempublikasikan berapa rata-rata penonton per pertandingan yang bisa mereka gaet. Namun, indikasi bahwa jumlahnya tidak sedikit tergambar bila melihat kecenderungan penonton di negara-negara lain.

Di Vietnam, misalnya, pertandingan Vietnam vs Indonesia pada fase grup saja telah memecahkan rekor pemirsa televisi negara tersebut. Partai yang bergulir pada 15 Desember 2021 dan berkesudahan 0-0 tersebut disaksikan 2,84 juta penonton televisi lokal Vietnam.

Angka tersebut terjadi di Vietnam yang memiliki sekitar 97 juta penduduk. Nah, sudah pasti terbayang bukan bagaimana banyaknya jumlah penonton di Indonesia yang mempunyai 270 juta penduduk?

Pada pembukaan perdagangan Rabu 29 Desember, saham MNCN berada di level Rp900. Sementara saham SCMA berada di angka Rp324.

Kalangan analis pun merekomendasikan saham SCMA pada perdagangan hari ini. Analis Teknikal Samuel Sekuritas William Mamudi dalam risetnya menyebut, saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) masuk dalam rekomendasi trading sell.

Sebagai informasi, pada edisi-edisi sebelumnya, AFF rutin dan lebih sering disiarkan oleh jaringan televisi Grup MNC. Pada edisi kali ini tren sedikit bergeser seiring ambisi besar SCMA memacu pertumbuhan platform Vidio.com, yang ditandai dengan suntikan dana investor baru pada awal November.

Affinity Equity Partner adalah sosok investor tersebut. Mereka menggelontorkan dana 150 juta dolar AS untuk emiten media besutan konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja tersebut.

Dalam keterangannya, Direktur Utama SCMA sekaligus CEO Vidio.com Sutanto Hartono mengakui sebagian dari suntikan dana ini akan digunakan untuk memperlebar hak siar tayangan olahraga. Bahkan pengguna Vidio tidak diwajibkan berlangganan untuk menonton partai AFF ini.

“Ini menandai tonggak sejarah baru bagi Vidio. Kami berusaha terus fokus pada pengguna dengan menawarkan pengalaman streaming terbaik dan konten premium eksklusif terlengkap bagi pengguna,” kata Sutanto, November lalu.

Di sisi lain, MNCN yang mulai mendeteksi ancaman SCMA pada segmen OTT akhirnya bereaksi. Awal Desember, MNCN lewat platform mereka sendiri yakni RCTI+ juga menyampaikan kepada publik bahwa mereka akan ikut menyiarkan Piala AFF.

MNCN sebenarnya telah menguasai hak siar AFF bila mengacu perjanjian dengan pemegang lisensi pada April 2018 lalu.