Dirut Pertamina Nicke Widyawati Angkat Bicara Soal Pertalite Dihapus di 2022: Tidak Ada Kebijakan Itu, tapi Kami Imbau Masyarakat Pakai Pertamax
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. (Foto: Dok. Pertamina)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Karena itu pemerintah pun berencana menghapus bahan bakar minyak dengan oktan rumah di bawah RON 91. Artinya, itu setara dengan BBM jenis Premium dan Pertalite yang masing-masing memiliki kadar oktan RON 88 dan RON 90.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati angkat bicara mengenai kabar penghapusan BBM jenis Premium dan Pertalite. Menurut dia, hingga saat ini belum ada kebijakan untuk meniadakan Pertalite.

Alih-alih menghapus, Nicke bilang pemerintah akan melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan BBM dengan oktan yang lebih tinggi. Hal ini, sejalan program Langit Biru yang dikeluarkan Pertamina pada pertengahan 2020.

Lebih lanjut, Nicke mengatakan bahwa program Langit Biru ini hadir sebagai upaya pemerintah mendorong masyarakat untuk membeli shifting dari Premium ke Pertalite.

"Tidak ada kebijakan hari ini yang untuk menghapuskan Pertalite. Itu tidak ada. Jadi ini kembali lagi, kita ini lebih ke edukasi, edukasi ke masyarakat karena nanti kita akan sama-sama merasakan manfaat dari program Langit Biru ini," tuturnya, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 28 Desember.

Nicke pun memastikan bahwa BBM jenis Pertalite masih akan ada di pasaran.

"Jadi Pertalite ini masih ada di pasar, jadi silakan," katanya.

Meski begitu, ia mengimbau masyarakat untuk menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik yakni Pertamax.

"Tapi kami mendorong agar menggunakan yang lebih baik yaitu Pertamax. Supaya kita bisa memberikan kontribusi terhadap penurunan karbon emisi di Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, Nicke menjelaskan imbauan penggunaan BBM dengan kualitas yang lebih baik kepada masyarakat tersebut sesuai dengan ketentuan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang pengurangan emisi karbon. Dimana dalam aturannya dimuat rekomendasi penggunaan BBM dengan tingkat RON 91.

"Satu adalah ketentuan dari Ibu MenKLHK 2017 ada ketentuan mengurangi karbon emisi maka direkomendasikan agar BBM yang dijual itu adalah minimum 91. Jadi ini dasarnya. Kita melihat bagaimana tahapan yang dilakukan, karena Bapak Presiden sendiri mengatakan bahwa harus melihat juga aspek lain dalam implementasinya," jelasnya.

Nicke mengatakan aspek yang dimaksud di antaranya adalah mengenai affordability dan kesiapan dari supply. Artinya keterjangkauan harga dan pasokan dari Pertamina.

Melalui program Langit Biru yang dijalankan pertengahan 2020, Nicke mengatakan Pertamina mendorong masyarakat beralih dari membeli Premium menjadi Pertalite. Caranya, mulai Juni 2020 memberikan diskon Pertalite seharga premium.

"Alhamdulillah selama dari Juni 2020 sampai dengan hari ini, karbon emisi yang berhasil kita turunkan 12 juta ton. Itu adalah sebagai kontribusi dari masyarakat yang beralih dari penggunaan Premium ke Pertalite dan tentu saja dipenggunaan untuk mesinnya lebih baik dan lebih efisien," tuturnya.