Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah pengusaha Pertashop mengeluhkan sepinya pembeli bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi Pertamax.

Hal ini disebabkan banyak masyarakat lebih memilih membeli Pertalite di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Sebagaimana diketahui, PT Pertamina (Persero) melarang SPBU mini itu menjual Pertalie yang notabene merupakan BBM subsidi.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, alasan Pertashop tidak diizinkan menjual Pertalite karena adanya regulasi yang mengatur soal distribusi BBM bersubsidi.

"Kenapa Pertashop tidak menjual Pertalite karena memang regulasinya begitu. Di mana yang dapat, berapa kuotanya, itu ditentukan pemerintah," ujar Nicke melalui keterangan tertulis, Senin, 11 Juli.

Namun, kata Nicke, pihaknya sudah membahas mengenai apakah Pertashop dapat menjual BBM bersubsidi atau tidak.

"Tapi kalau BBM bersubsidi memang tidak bisa dijual secara bebas di mana saja, karena (Pertalite) merupakan BBM yang harus jelas alokasinya," lanjut Nicke.

Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution menyampaikan, Pertashop adalah bagian dari Pertamina One Village One Outlet (OVOO).

Dikatakan Alfian, Pertamina ingin menyalurkan energi yang menjangkau lebih luas dan merata.

"Pertamina terus berupaya untuk dapat menghadirkan 10.000 Pertashop di 7.196 Kecamatan di seluruh Indonesia, dan,” jelas Alfian.

Sejak 2020 hingga Januari 2022, sudah beroperasi sekitar 4.311 Pertashop di seluruh Indonesia, 473 di antaranya berada di Provinsi Jawa Timur, dan 16 berada di Kota atau Kabupaten Madiun.

Dari total tersebut, 249 Pertashop juga dikelola oleh mitra strategis, 54 di antaranya atau 22 persen dikelola oleh BUMDes.

Namun, tantangan dalam implementasi pengembangan Pertashop di seluruh pelosok negeri sangat berat jika hanya dilakukan satu pihak.

"Oleh karena itu diperlukan bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak termasuk melalui pemberdayaan masyarakat di tingkat Desa,” imbuhnya.

Alfian berharap, Pertashop dapat mengembangkan usaha bersama masyarakat desa untuk meningkatkan nilai ekonomi, produktivitas masyarakat sekaligus mendekatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak di Desa.

"Pertashop akan hadir menjadi penggerak ekonomi desa yang nantinya dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional serta dapat mengedukasi masyarakat untuk menggunakan BBM ramah lingkungan. Bahkan 12 persen dari total konsumsi Pertamax sebagai bahan bakar ramah lingkungan ini disalurkan melalui Pertashop," terang Alfian.