Bagikan:

JAKARTA - Indonesia termasuk salah satu negara yang diakui dunia atas keberhasilannya dalam melewati tantangan demi tantangan di masa pandemi dalam upaya pengendalian COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Kemunculan varian baru COVID-19 menjadi tantangan baru dalam penanganan pandemi global, Indonesia tetap mewaspadai hal tersebut dengan terus memantau perkembangan yang ada.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari lima negara yang termasuk dalam level 1 pandemi COVID-19 menurut WHO. Presiden juga menegaskan bahwa kunci dari pertumbuhan ekonomi negara Indonesia yakni bagaimana Indonesia bisa mengendalikan pandemi, dan investasi merupakan motor penggerak ekonomi Indonesia, baik investasi untuk UMKM maupun untuk pelaku usaha besar.

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Rapimnas KADIN Indonesia) di Bali, Jumat 3 Desember. Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional turut hadir.

Airlangga menyampaikan bahwa dari segi kesehatan, untuk mengantisipasi kemunculan varian baru COVID-19, Omicron, pemerintah telah mengambil langkah yakni dengan membatasi perjalanan 11 negara di Afrika. Selain itu, kebijakan dalam negeri tentang jumlah karantina juga telah ditingkatkan dan pemerintah mendorong vaksinasi yang ditargetkan pada kuartal I tahun 2022 untuk 208 juta sasaran telah selesai menerima vaksinasi secara lengkap.

“Per 2 Desember 2021, vaksinasi dosis 1 telah mencapai 67,65 persen atau 140,9 juta dosis, dan vaksinasi dosis ke-2 telah mencapai 46,73 persenatau 97,3 juta dosis. Mulai Januari tahun 2022, Pemerintah juga akan terus mendorong vaksinasi dosis ketiga,” ungkap Menko Airlangga.

Dari sisi ekonomi, Menko Airlangga mengatakan bahwa Pemerintah mengedepankan kebijakan fiskal yang fleksibel, adaptif, dan responsif. Hal tersebut telah diterapkan melalui penyesuaian dan realokasi program PEN baik tahun 2020, 2021, dan berlanjut di tahun 2022. Hingga 26 November, realisasi PEN telah mencapai 67,4 persen dari total alokasi sebesar Rp744,77 triliun.

Pemerintah juga telah memberikan fasilitas bagi penanaman modal berupa tax holiday untuk memberikan kemudahan berusaha bagi industri pionir. Realisasi investasi oleh para penerima fasilitas tax holiday hingga tengah tahun ini telah mencapai Rp385,8 triliun dari jumlah rencana investasi sebesar Rp716,6 triliun.

Lokasi investasi tersebar di 22 provinsi dengan 6 kelompok industri mulai dari infrastruktur ekonomi, industri logam dasar hingga ekonomi digital.

Saat ini, berbagai indikator utama ekonomi nasional telah menunjukkan tren positif. Indeks Keyakinan Konsumen pada Oktober tercatat sebesar 113,4 menunjukkan pulihnya kepercayaan dari sisi demand dan PMI Manufaktur yang berada pada zona ekspansif menunjukkan perbaikan di sisi supply.

Investasi hingga kuartal III tahun 2021 juga meningkat, di mana realisasinya telah mencapai Rp659 triliun atau meningkat 7,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

Sementara itu, adanya investasi di Indonesia saat ini juga mampu menciptakan lebih dari 900 ribu lapangan kerja. Untuk itu, besaran investasi yang telah dicapai tahun ini akan ditingkatkan lagi targetnya menjadi Rp1.200 triliun.

Selanjutnya, Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa hingga bulan Oktober 2021, Cadangan Devisa dan Neraca Perdagangan Indonesia relatif terus meningkat sejak 2019.

“Dari sisi ekonomi, Indonesia juga memiliki keseimbangan eksternal dan internal yang kuat. Cadangan devisa kita dan nilai ekspor Indonesia tertinggi dalam sejarah. Hal ini didukung surplus neraca perdagangan secara kumulatif yang mencatatkan kenaikan tertinggi selama 10 tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari kenaikan harga komoditas global yang kemudian meningkatkan penerimaan APBN,” tutur Menko Airlangga.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Kadin Indonesia memiliki peran besar dalam perekonomian nasional. Untuk itu, Kadin Indonesia diharapkan dapat terus melanjutkan dan memperkuat perannya, termasuk dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.

Bertemakan “Recover together, Recover Stronger”, Indonesia mendorong pemulihan ekonomi global yang inklusif, kuat, dan berkelanjutan. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, dalam Presidensi G-20 akan ada 3 hal yang akan menjadi fokus utama Indonesia yakni penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.

“Kadin Indonesia sebagai organisasi tuan rumah Business20 (B20) diharapkan dapat mendukung kerja sama lintas batas dan mengupayakan langkah inovatif. Kita berharap kegiatan ini bisa mendorong transformasi ekonomi, dan Kadin Indonesia jadi pelopor agar target peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi bisa tercapai,” pungkas Airlangga.