Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan jika Indonesia menjadi negara terdepan yang berhasil menerbitkan instrumen pembiayaan berbasis syariah (sukuk). Hal itu disampaikan Menkeu saat menjadi pembicara dalam forum The 9th ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance (AICIF) 2021 yang disiarkan secara virtual.

“Dalam pasar industri keuangan Islam global, Indonesia adalah kontributor utama dalam hal penerbitan sukuk internasional,” ujarnya pada Rabu, 17 November.

Tidak tanggung-tanggung, bendahara negara ini mengungkapkan jika pangsa yang diambil RI hampir seperempat dari total sukuk yang beredar saat ini.

“Indonesia memiliki porsi 23,11 persen dari seluruh penerbitan sukuk yang bertotal nilai sebesar 23,65 miliar dolar AS,” tuturnya.

Meski sudah menduduki posisi teratas, Menkeu menilai jika negara ini masih mempunyai kans untuk memperbesar kontribusi pembiayaan global berprinsip syariah tersebut.

“Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk bisa terus mengoptimalkan pasar keuangan Islam dengan mengembangkan lebih banyak varian sukuk, seperti wakaf, linked sukuk, dan green sukuk,” ucapnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan pula bahwa salah satu kunci keberhasilan RI adalah jeli mengkombinasikan instrumen keuangan syariah dengan situasi kekinian yang menjadi perhatian publik.

“Ini sangat sesuai dengan apa yang kita semua diskusikan hari ini untuk mengembangkan perdagangan dan pasar yang sejalan dengan isu perubahan iklim,” tegasnya.

Secara mendetail, Sri Mulyani memaparkan semester I 2021 pemerintah Indonesia telah berhasil menerbitkan green sukuk di tingkat internasional dengan nilai 700 juta dolar AS.

“Hal itu berarti secara total penerbitan green sukuk global Indonesia telah mencapai 3,5 miliar dolar AS sejak 2018,” imbuhnya.

Asal tahu saja, selain menerbitkan pembiayaan (utang) syariah di market asing pemerintah juga diketahui melepas instrumen yang sama untuk pasar dalam negeri. Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam sebuah webinar baru-baru ini yang menyebut jika green sukuk ritel telah berhasil meraup dana publik Rp6,88 triliun.