Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah memiliki visi agar industri kelapa sawit Indonesia dapat menjadi produsen sawit terbesar sekaligus mendorong hilirisasi atau pengembangan produk turunannya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam webinar bertema “Urgensi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional” Jumat mengatakan, roadmap hilirisasi tersebut telah disiapkan

“Antara lain peningkatan produktivitas, penunjang kegiatan hilir seperti oleofood, oleokimia dan biofuel, penciptaan ekosistem, tata kelola, capacity building dan pengembangan teknologi untuk pengembangan usaha kelapa sawit," kata Menko Airlangga dilansir dari laman resmi ekon.go.id, Minggu.

"Hal ini dilakukan agar kita bisa menjadi penentu harga ataupun price center bagi CPO global,” lanjutnya

Dengan luasan lahan 10 persen dari total global land bank for vegetable oil, Indonesia mampu menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan menguasai 55 persen pangsa pasar minyak sawit dunia ataupun minyak nabati.

Selain itu juga mampu menghasilkan 40 persen dari total minyak nabati dunia yang sangat berperan penting dalam konteks ketahanan pangan di dunia.

Luas tutupan kelapa sawit nasional yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2019 teridentifikasi sebesar 16,38 juta hektar dengan rincian, Perkebunan Sawit Rakyat sebesar 41 persen, Perkebunan Besar Negara sebesar 6 persen, dan Perkebunan Besar Swasta Nasional sebesar 53 persen.

“Data-data tersebut menunjukan bahwa Perkebunan Sawit Rakyat punya kontribusi signifikan terhadap pengembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” tegas Menko Airlangga.

Selanjutnya, Menko Airlangga juga menegaskan bahwa Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menjadi krusial sebagai upaya peningkatan produktivitas dan penguatan Sumber Daya Manusia, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Program PSR juga berkontribusi di masa pandemi COVID-19 dengan penyerapan tenaga kerja dan memunculkan juga multiplier effect yang positif di daerah.

Pemerintah juga terus berkomitmen melakukan replanting dengan target seluas 540.000 hektar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

“Bagi lahan yang produktivitasnya kurang dari 4 ton bisa ditingkatkan dengan program replanting dan bibit unggul yang berbasis pada Good Agriculture Practices,” kata Menko Airlangga.