Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melakukan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng Wonosobo, Jawa Tengah guna memastikan proses percepatan, pengembangan, dan pemanfaatan sumber energi bersih dalam produksi listrik.

Menurut Wamenkeu, penyediaan listrik melalui cara-cara hijau harus dilakukan secara berkelanjutan demi terjaganya lingkungan hidup.

“Energi baru terbarukan (EBT) itu adalah energi hari ini dan masa depan, bukan pilihan. Indonesia memang harus beralih ke EBT untuk listrik,” ujarnya dalam keterangan pers ketika mengunjungi fasilitas produksi milik PT Geo Dipa Energi, dikutip, Minggu 14 November.

Wamenkeu menambahkan, untuk melakukan mempercepat pemanfaatan energi panas bumi diperlukan kolaborasi dan sinergi yang kuat, antara pemerintah pusat, daerah dan juga kalangan pelaku usaha.

“Kita teruskan kolaborasi ini untuk memberikan dukungan dan kebermanfaatan bagi masyarakat. Saya titip betul supaya tidak menjadi proyek yang berdiri sendiri-sendiri,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Geo Dipa, Riki Firmandha Ibrahim mengungkapkan jika pihaknya akan senantiasa menjaga amanat pemerintah untuk bisa menghasilkan energi berkualitas dengan cara-cara yang ramah lingkungan.

“Semoga dengan kerja sama yang dibangun kami bisa terus mengembangkan Dieng sebagai wilayah produksi listrik dengan wawasan lingkungan yang baik, begitupun dengan penugasan pemerintah lainnya,” ucap dia.

Sebagai informasi, Geo Dipa mendapatkan amanah dari pemerintah untuk melakukan pengelolaan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) lainnya di Candi Umbul Telomoyo (40 MW), Arjuno Welirang (110 MW). Selain itu, entitas usaha pelat merah ini disebutkan akan melaksanakan penugasan pemerintah untuk proyek Government Drilling di Jailolo, Wae Sano, Nage, dan Bituang.

Adapun, PLTP Dieng merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terkait penyediaan listrik yang bersumber dari sumber energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Hal tersebut sekaligus komitmen Indonesia kepada dunia dalam mengurangi emisi karbon.

Asal tahu saja, pada pertemuan COP26 di Glasgow beberapa waktu lalu semua negara, termasuk RI, telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission/ NZE) pada 2060 dengan pengurangan karbon yang diakibatkan oleh energi fosil dan tetap menjaga hutan yang lebih agresif melalui pencapaian pada tahun 2030.