JAKARTA - Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia telah menunjukkan perbaikan yang signifikan. Hal ini merupakan perkembangan positif, sehingga diharapkan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional semakin berangsur membaik. Pemerintah juga terus menjaga keseimbangan penanganan kesehatan dan ekonomi.
Kinerja penanganan COVID-19 dan kecepatan vaksinasi di Indonesia menjadi salah satu yang diakui dunia. Menurut WHO dalam “Laporan Covid-19 Situation Report - 79” per 3 November 2021, seluruh provinsi di Indonesia telah berada pada Tingkat Penularan Masyarakat (community transmission) Level 1 atau tingkat penularan rendah.
Sementara itu, berdasarkan NIKKEI COVID-19 Recovery Index, performa Indonesia menempati urutan 41 dari 121 negara, terbaik di antara negara-negara ASEAN. Peringkat ini terus membaik dari sebelumnya di peringkat 54.
Perkembangan capaian vaksinasi juga menunjukkan hal yang semakin baik. Di mana per 10 November 2021, sebanyak total 209,6 juta dosis telah disuntikkan.
Dengan demikian, 61,2 persen target telah tervaksinasi dosis 1 dan 38,9 persen target telah tervaksinasi lengkap. Pemerintah akan terus mendorong capaian vaksinasi ini agar semakin cepat mencapai herd immunity.
Kondisi ekonomi secara makro juga menunjukkan resiliensi yang baik, hingga awal November 2021 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 3,51 persen (yoy) pada kuartal III 2021.
"Pemerintah optimis di tahun 2021 secara full year Indonesia pertumbuhan pada rentang 3,7 sampai dengan 4,0 persen dapat dicapai," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara webinar Kadin Indonesia dengan tema "Strategi Pemulihan Bisnis Transportasi di Indonesia Melalui Pembiayaan Bank dan Non Bank", Kamis 11 November lalu.
Sementara itu, pemerintah juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 dapat mencapai 5,2 persen yang sejalan dengan proyeksi dari berbagai lembaga internasional.
"Momentum pemulihan ekonomi yang terus berlanjut sampai kuartal III 2021 ini harus tetap dijaga karena hal ini adalah kunci penting agar perekonomian kita dapat terus pulih dengan lebih cepat," tegas Menko Airlangga.
Realisasi Program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) sampai dengan 5 November 2021 telah mencapai Rp456,35 triliun atau sebesar 61,3 persen dari pagu Rp744,77 triliun. Program PEN akan terus dioptimalkan untuk menopang penghidupan dan daya beli masyarakat serta menjaga keberlangsungan usaha serta memulihkan ekonomi di berbagai sektor, termasuk sektor transportasi.
BACA JUGA:
Serangkaian insentif fiskal juga telah diberikan untuk mendongkrak kinerja sektor usaha. Insentif PPh Pasal 22 Impor, PPh Pasal 25, Restitusi PPN, dan penurunan tarif PPh Badan telah diberikan untuk membantu likuiditas dan keberlangsungan usaha. Pemerintah juga telah memberikan insentif fiskal kepada sektor-sektor yang memiliki multiplier effect tinggi terhadap perekonomian, seperti sektor properti dan otomotif.
Sebagian besar insentif bagi sektor Transportasi dan Pergudangan diberikan untuk menjaga cash flow dan menahan gelombang PHK, antara lain berupa perpanjangan insentif pajak, restrukturisasi penyelesaian kredit bagi usaha di sektor transportasi baik yang ada di sektor perbankan maupun lembaga jasa keuangan non perbankan, serta bantuan subsidi gaji/upah.
"Sektor transportasi dan pergudangan adalah enabler untuk sektor yang lainnya. Pemulihan sektor ini akan mendorong percepatan pemulihan berbagai aktivitas ekonomi di berbagai sektor lainnya. Untuk itu, pemerintah akan terus bersinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam mendukung percepatan pemulihan sektor transprotasi dan pergudangan nasional," pungkas Menko Airlangga.