Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) disebutkan bakal menggelar Konferensi Internasional “Pemulihan Ekonomi yang Tangguh dan Berkelanjutan” sebagai bagian dari persiapan Presidensi G20 Indonesia pada 2022 mendatang setelah menerima tongkat estafet dari Italia di akhir Oktober lalu.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan konferensi ini upaya mendalami kebijakan guna mempromosikan produktivitas, meningkatkan ketahanan dan stabilitas, memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong isu lingkungan sebagai pilar strategis tahun depan.

“Forum G20 merupakan forum strategis untuk membahas penyelesaian berbagai tantangan ekonomi, keuangan, dan pembangunan global. Oleh karena itu, setiap isu yang terkait dengan tantangan tersebut perlu masuk dalam agenda pembahasan,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Rabu, 10 November.

Melalui tema “Recover Together, Recover Stronger”, Febrio mengungkapkan terdapat tiga pembahasan utama di konferensi internasional ini. Pertama adalah bagaimana transformasi digital dapat meningkatkan produktivitas.

Infrastruktur digital dinilai akan memiliki kontribusi strategis sebagai penggerak dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan mengatasi ketimpangan global akibat kesenjangan digital,” tuturnya.

Kedua, peningkatan kualitas SDM pasca COVID-19. Dikatakan dia jika pandemi telah menyebabkan gangguan ekonomi global yang mendalam, baik di sisi produksi maupun konsumsi.

“Tentu gangguan ini berdampak pada tingkat pengangguran yang tinggi dan rendahnya investasi serta produktivitas. Jika tidak ditangani dengan benar dan tepat waktu, maka dampak tersebut akan meninggalkan bekas luka jangka panjang dan menghambat jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang kuat dan tangguh di masa depan,” jelasnya.

Tiga, adalah keuangan berkelanjutan dalam rangka mendorong pertumbuhan yang inklusif. Pemerintah Indonesia dan negara lain melihat bahwa pertumbuhan ke depan tidak hanya harus tangguh, namun juga harus berkelanjutan.

“Kebijakan fiskal dan sektor keuangan harus dapat memainkan peran penting dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Upaya untuk mencapai transisi yang lebih hijau dapat dilakukan melalui mobilisasi pembiayaan berkelanjutan,” katanya.

Konferensi ini sendiri dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 11 November 2021 dengan dihadiri oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Selain itu, tercatat pula pejabat terkait, akademisi, dan perwakilan negara sahabat yang akan berpartisipasi dalam konferensi ini.