Sido Muncul Bakal Perluas Pasar Ekspor, Perbanyak Produk Lain yang Akan Dijual ke Luar Negeri selain Tolak Angin dan Kuku Bima
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat. (Foto: Dok. Sido Muncul)

Bagikan:

JAKARTA - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengatakan, penjualan ekspor di kuartal III 2021 mengalami lonjakan hingga 39 persen. Manajemen Sido Muncul pun juga bakal tetap memperkuat penjualan melalui beberapa pilar yang mereka miliki.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat menyebut, pilar pertama tentunya adalah semakim memperkuat pangsa ekspor. Dia yakin penguatan pasar ekspor akan terus berlanjut hingga tutup tahun 2021 nanti.

"Ekspor tumbuh 39 persen, saat ini kontribusinya terhadap total penjualan masih kurang dari 5 persen, namun kami akan terus perluas pasar ekspor," ujar David beberapa waktu lalu.

Perluasan pasar ekspor ini, kata David, baik dari segi negara tujuan maupun produk-produk yang dikirim. Jadi, kata dia, fokus produk yang diekspor tidak hanya hanya kepada Tolak Angin dan Kuku Bima Energy.

Terkait dengan negara tujuan ekspor, saat ini kami tengah fokus untuk melakukan perluasan pasar ekspor ke negara-negara Afrika Barat (ECOWAS), Arab Saudi, dan Indocina," jelasnya.

Adapun pilar selanjutnya menurut David, adalah realisasi penjualan produk di pabrik milik anak usahanya PT Semarang Herbal Indoplant (SHI). Mengutip laman resmi perusahaan, SHI merupakan pabrik ekstraksi bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi.

SHI dapat memperpendek mata rantai produksi, meningkatkan efisiensi dan standardisasi bahan baku. Selain itu, SHI juga mampu menampung hasil panen para petani rempah.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan per September 2021, Sido Muncul tercatat membukukan penjualan sebesar Rp2,77 triliun. Jumlah itu tumbuh 23 persen dibandingkan penjualan pada periode kuartal III 2020 yang senilai Rp2,25 triliun.

Pada kuartal III 2021, perusahaan ini mampu mencetak pertumbuhan pada torehan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 35,06 persen, dari sebelumnya Rp640,80 miliar menjadi Rp865,49 miliar.