JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengungkapkan tidak memiliki rencana untuk membuka pabrik baru dalam waktu dekat.
Direktur Keuangan SIDO, Budiyanto mengatakan, untuk saat ini kapasitas dari pabrik SIDO masih sangat cukup untuk memproduksi semua produk unggulan.
"Saat ini utilisasi masih berada di 50 persen secara rata-rata dan itu melayani kebutuhan serta pasar domestik maupun ekspor. Jadi untuk pabrik baru belum ada di dalam rencana," ujar Budi dalam public expose, Rabu, 28 Agustus.
Sementara itu untuk porsi ekspor, Budi mengatakan SIDO membidik peningkatan ekspor dari 8 persen di semester I-2024 menjadi 15 persen atau double dalam waktu sekitar 3-5 tahun ke depan.
Lebih jauh Budi menyebut saat ini pihaknya akan menambah ekspor ke Vietnam dengan pengiriman perdana akan dilakukan pada semester kedua tahun ini.
"Juga kami sedang pembicara dengan negara-negara lain di Afrika dan lain-lain. Jadi kita mudah-mudahan kontribusinya bisa terus meningkat terhadap total penjualannya," sambung Budi.
Dari sisi penjualan, SIDO mencatatkan penjualan selama 6 bulan di
tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 14,7 persen menjadi Rp1,9 triliun dari Rp1,7 triliun pada periode yang sama tahun 2023.
Ia merinci, dari total penjualan dan juga negara, fokus ekspor SIDO pada tahun ini yang pertama adalah Malaysia yang berkontribusi 4 persen dari 8 persen penjualan.
BACA JUGA:
"Sido hadir dalam format Kuku Bima Energi dan juga Tolak Angin di Malaysia," imbuh dia.
Sementara negara fokus kedua SIDO adalah Filipina yang berkontribusi 1-2 persen terhadap total penjualan dengan format Tolak Angin. Sementara negara ketiga adalah Nigeria dengan produk andalan berupa Kuku Bima dengan kontribusi 1-2 persen terhadap total penjualan.
"Jadi total 3 negara ini kurang lebih membentuk 8 persen dan sisanya dikontribusi oleh negara-negara lainnya," pungkas dia.