Menghitung Ulang Kematian Hewan Akibat Kebakaran Hutan Australia yang Ternyata Lebih Buruk dari Perkiraan Kita Semua
Ilustrasi foto (Mikhail Serdyukov/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kebakaran hutan Australia tak kunjung membaik. Bagi hewan, keadaan jauh lebih parah. Dampaknya bahkan jauh lebih buruk dari yang terprediksi. Hampir tiga miliar hewan terbunuh dan terlantar.

Sebuah laporan menjelaskan, dengan jumlah itu, kematian dan jumlah hewan terlantar di Australia mencapai hampir tiga kali lipat dari perkiraan yang dirilis pada Januari. Dilansir CNN, angka itu termasuk 143 juta mamalia, 2,56 miliar reptil, 180 juta burung dan 51 juta katak.

World Wide Fund for Nature (WWF) menjelaskan, dari banyak hewan, reptil jadi yang paling terdampak. Alasannya, rasio jumlah mereka per hektare jauh lebih banyak daripada mamalia atau burung.

"Temuan sementara itu mengejutkan. Sulit untuk memikirkan peristiwa lain di dunia dalam memori hidup yang telah membunuh atau menggusur banyak hewan," kata CEO WWF-Australia Dermot O'Gorman. "Ini peringkat sebagai salah satu bencana margasatwa terburuk dalam sejarah modern."

Kebakaran terburuk

Ilustrasi foto (John Towner/Unsplash)Caption

Dengan lebih dari 15 ribu kebakaran di setiap negara bagian Australia, ini adalah musim kebakaran terburuk yang pernah tercatat, menurut laporan itu. Para peneliti masih bekerja untuk menyelesaikan laporan berjudul Kebakaran Hutan 2019-2020 di Australia: The Wildlife Toll itu. Tetapi, angka tiga miliar itu mungkin tak akan berubah.

Penelitian itu dilakukan oleh para ilmuwan dari banyak perguruan tinggi, mulai dari Universitas Sydney, Universitas New South Wales, Universitas Newcastle, Universitas Charles Sturt, dan BirdLife Australia.

"Ketika Anda berpikir tentang hampir tiga miliar hewan asli berada di jalur kebakaran, ini benar-benar besar, ini jumlah yang sulit untuk dipahami," kata profesor University of Sydney yang mengawasi penelitian ini, Chris Dickman.

Pemimpin proyek, Lily Van Eeden, yang juga dari University of Sydney, mengatakan, laporan terbaru akan melihat dampak kebakaran di lebih dari 11,46 juta hektar (28,32 juta hektar).

"Kami percaya penilaian di seluruh benua terhadap jumlah hewan yang mungkin terkena dampak belum pernah dilakukan di Australia sebelum atau di mana pun di dunia ... Negara-negara lain dapat membangun penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak kebakaran hutan di mana-mana," katanya.

Berlandaskan studi, Dickman menyerukan perubahan kebijakan, terutama menghentikan "pembabatan lahan secara manual." Hal itu penting untuk mengurangi risiko kebakaran besar yang menguras keanekaragaman hayati asli.

Para penulis menyerukan peningkatan konektivitas habitat sehingga hewan dapat keluar dari jalur kebakaran. Laporan itu juga mengatakan bahwa tim respon cepat satwa liar harus dibentuk "yang akan bertindak untuk mengurangi dampak pada spesies yang terancam."

Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa sekarang ada ancaman kepunahan signifikan dan langsung terhadap populasi koala Australia setelah kebakaran. Minimal lima ribu koala diperkirakan telah mati, menurut laporan yang dirilis oleh kelompok konservasi global Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan pada bulan Maret.