Melihat STIB, Sekolah Pencipta Beruk Pemetik Kelapa Profesional di Pariaman
Ilustrasi foto beruk (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Jika salah satu syarat pendidikan yang baik adalah pendidikan berorientasi kekayaan hayati bagi sebuah negeri, maka Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) di Pariaman, Sumatera Barat dapat jadi contoh nyata. Di sekolah itu, beruk-beruk dilatih menjadi pekerja profesional.

Dari namanya saja sudah jelas bahwa sekolah tersebut dikhususkan untuk beruk. Namun jangan membayangkan jika sekolah ini berupa ruangan yang berisikan kursi dan meja yang diisi oleh beruk-beruk.

Penjelasan singkat terkait beruk. Beruk merupakan primata kuat yang lengan dan kakinya hampir sama panjang. Bulu mereka umumnya berwarna coklat atau hitam. Ukurannya berbeda antar-jenis kelamin dan antarspesies.

Melansir dari berbagai sumber yang dihimpun VOI, Senin, 22 Juni, STIB memiliki tujuan untuk membuat beruk-beruk yang liar menjadi terlatih. Nantinya beruk akan dilatih untuk dapat membantu para petani kelapa di perkebunan.

Perlu diketahui bahwa daerah Pariaman sendiri merupakan daerah pesisir dan penghasil kelapa dalam jumlah banyak di Sumatera Barat. Bukan perkara mudah untuk melatih beruk melakukan suatu hal "profesional".

Mungkin, beberapa waktu silam kita ingat bahwa terdapat monyet-monyet atau hewan lainnya dilatih oleh pemiliknya dengan kekerasan fisik yang tidak jarang membuat hewan tersebut terluka bahkan trauma. Di sinilah peran STIB, yakni untuk melatih beruk-beruk liar yang kerap dianggap hama, menjadi beruk yang terlatih dengan cara yang manusiawi. 

Berdiri

Dilansir dari Kompas, STIB ini dibangun oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Apar Mandiri Pariaman. Seperti halnya sekolah untuk manusia, STIB memiliki kurikulum yang dibuat sebagai pedoman melatih beruk.

Pengajaran yang dilakukan terhadap beruk memiliki proses. Dibutuhkan waktu hampir setahun lamanya untuk membuat beruk menjadi terlatih dalam memetik kelapa.

Selama tiga bulan pertama, beruk akan diperkenalkan makanan khusus mereka, seperti gula aren, susu, nasi, dan sayur-sayuran. Lalu, tiga bulan berikutnya, beruk baru akan diperkenalkan cara memetik buah kelapa, yang mana dikenalkannya juga harus secara bertahap.

Tahap-tahapnya adalah beruk diperkenalkan akan kelapa-kelapa yang ditancapkan di kayu agar beruk dapat belajar memutar-mutarkan kelapa tersebut. Kemudian beruk juga akan diajarkan cara menjatuhkan kelapa dan membedakan mana kelapa tua, mana kelapa muda.

Lokasi tepatnya STIB adalah di Desa Apar yang kini sudah direvitalisasi. Hal tersebut dikarenakan kini STIB tidak hanya tempat beruk belajar, namun juga menjadi tempat pariwisata.

Oleh sebab itu, STIB memiliki pemandu wisata di kawasan tersebut untuk menjelaskan tentang sekolah itu kepada para wisatawan. Nantinya para wisatawan bisa melihat bagaimana beruk-beruk belajar dan dapar berinteraksi secara langsung. Sekolah yang unik ini bukan hanya sekolah beruk pertama di Indonesia, namun sekolah beruk pertama di dunia.