JAKARTA - Kematian akibat penurunan saturasi oksigen pada pasien COVID-19 banyak terjadi di sejumlah tempat. Seberapa gawat kondisi kekurangan oksigen bagi seseorang, khususnya pasien COVID-19? Adakah pertolongan yang bisa dilakukan?
Dokter umum, Nadya Hambali menjelaskan apa itu saturasi oksigen. Saturasi oksigen adalah konsentrasi kadar oksigen di dalam darah.
Dalam tingkatan yang normal, angka saturasi oksigen seseorang berkisar di angka 95-seratus persen. Jika kondisi saturasi oksigen turun, sel dan jaringan tubuh akan mengalami kerusakan perlahan.
"Oksigen diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan fungsinya dengan baik," tutur Nadya Hambali kepada VOI, Senin, 5 Juli.
Penurunan saturasi oksigen pada pasien COVID-19?
Penurunan saturasi oksigen jadi makin rentan pada pasien COVID-19. Biasanya, pasien COVID-19 mengalami kerusakan permanen pada jaringan paru-paru.
Hal itu menyebabkan penurunan kemampuan paru dalam menyerap oksigen. Belum lagi keberadaan lendir kental yang menghambat jalur pernapasan dan pertukaran udara.
Saat saturasi oksigen menurun, terjadi kondisi yang disebut hipoksia. Dalam situasi itu tubuh akan mengirim sinyal ke otak untuk mencari lebih banyak oksigen.
Hal itu yang menyebabkan siklus pernapasan lebih cepat dan pendek. Dalam kondisi lebih jauh, jaringan tubuh akan mengalami kerusakan satu per satu.
"Dalam kondisi hipoksia berat, jaringan otak akan mengalami gangguan sehingga kesadaran pasien juga akan menurun."
Yang bisa dilakukan di rumah?
Keberadaan tabung oksigen sangat penting dalam penanganan pasien hipoksia. Namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan ketika tak memiliki tabung oksigen sekalipun.
Jika ini terjadi pada Anda, ambil lah posisi tubuh tidur telungkup. Tempatkan bantal untuk mengganjal bagian leher, perut bagian bawah dan kaki.
"Dapat dilakukan beberapa posisi, seperti proning, sebuah teknik yang sudah terbukti untuk membantu kondisi saat hipoksia."
Posisi lain yang dapat dilakukan adalah berbaring dengan posisi setengah duduk atau berbaring ke kanan dengan bantal mengganjal bagian kepala, pinggang dan sela-sela antara kaki. Berpindahlah dari satu posisi ke posisi lain di atas setiap 30 menit.
Selain itu, yang juga penting adalah memastikan ventilasi kamar berfungsi baik ada pasokan udara segar. "Jika setelah melakukan tindakan mandiri namun saturasi oksigen tetap turun di bawah 90 persen, segera bawa ke rumah sakit."
Krisis tabung oksigen
Kabar paling mengerikan soal penurunan saturasi oksigen sempat meliputi RSUD Sardjito Yogyakarta. Sempat dikabarkan 33 pasien meninggal akibat tak mendapat pasokan oksigen.
Namun kabar itu dibantah Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dr. Rukmono Siswishanto. Ia menjelaskan pihak RS mengalami kehabisan oksigen liquid central.
Tapi menurut Rukmono para pasien yang membutuhkan tetap mendapat bantuan oksigen ketika situasi itu terjadi. "Sehingga tidak benar jika (ada pasien) meninggal tanpa dapat bantuan oksigen," kata dia.
"Tetapi proses meninggalnya karena kondisi klinisnya yang memburuk," tambah Rukmono dalam keterangan tertulis yang dikutip Antara, Minggu, 4 Juli.
Rukmono menjelaskan secara akumulasi ada 36 pasien di RSUP Sardjito yang meninggal sejak Sabtu, 3 Juli pagi sampai Minggu 4 Juli pagi. Dari angka itu ada 33 pasien yang meninggal pascaoksigen habis pada pukul 20.00 WIB.
"Pasien sejumlah itu bukan semata-mata pasien COVID yang harus dengan bantuan oksigen, tetapi terdapat pasien lainnya pula," kata dia.
Rukmono mengatakan persediaan oksigen sentral di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta mulai menipis Sabtu, 3 Juli pukul 16.00 WIB hingga Oksigen benar-benar habis pada pukul 20.00 WIB. Saat kehabisan oksigen liquid central, perawatan pasien beralih menggunakan oksigen tabung atau oksigen cadangan, termasuk pinjaman dari RS Akademik UGM dan RSGM/FKG UGM serta Polda DIY.
"Pukul 00.15 WIB bantuan Polda DIY sebanyak 100 tabung (oksigen) datang dan langsung di distribusikan ke bangsal-bangsal perawatan sambil menunggu kedatangan pasokan dari penyedia oksigen," kata dia.
Terkait dengan kelangkaan oksigen, menurut Rukmono, jauh hari pihaknya telah melakukan upaya antisipasi. Salah satunya berkoordinasi dengan pemasok oksigen di antaranya PT. Samator dan PT. Surya Gas untuk mendapatkan pasokan oksigen secara rutin untuk memenuhi kebutuhan dan tambahan bila terjadi eskalasi pasien.
Krisis tabung oksigen jadi sorotan dalam konteks penanganan COVID-19 nasional. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan segera membentuk gugus tugas khusus.
Sementara, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bakal impor tabung gas. Hingga Senin sore, 5 Juli, jumlah kematian akibat COVID-19 mencapai 61.140.
*Baca Informasi lain soal COVID-19 atau baca tulisan menarik lain dari Diah Ayu Wardani, Wardhany Tsa Tsia, dan Yudhistira Mahabharata.