Sempat Kirim Bantuan ke India, Kini Pemerintah Justru Mulai Kekurangan Stok Oksigen
Jodi Mahardi mengatakan pemerintah terus mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen. (ANTARA/ Tangkapan Layar Youtube).

Bagikan:

JAKARTA -  Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan bahwa pemerintah terus mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Ini diperlukan dalam penanganan pasien COVID-19 secara maksimal, dari dalam maupun luar negeri.

Indonesia, beberapa waktu lalu juga sempat memberikan bantuan tabung oksigen ke India, sekitar 5000 tabung. Pengiriman bantuan itu didasarkan kerja sama negara dan atas nama kemanusiaan karena ledakan kasus di India. Namun kondisi saat ini di dalam negeri, justru sangat memerlukan tabung oksigen tambahan. Sementara untuk mendapatkan bantuan tabung oksigen dari luar negeri, belum ada tanda-tanda pemenuhan. 

"Kita menyadari ketersediaan oksigen terbatas, maka dari itu pemerintah akan terus mengusahakan dan terus mencari oksigen secara maksimal dengan berbagai cara, baik di industri lokal maupun menyiapkan opsi impor. Saat ini, keselamatan rakyat adalah hukum utama," ujar Jodi saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Minggu.

Jodi juga menyarankan agar masyarakat, terutama yang sedang terpapar COVID-19 dengan saturasi oksigen di bawah 90, agar mencari panduan praktis pertolongan kepada dokter dan perawat terdekat, atau mencari informasi lewat telemedis interaktif untuk mempelajari dan mempraktikkan pertolongan yang perlu segera dilakukan.

Terkait dengan kebutuhan jumlah obat-obatan dan alat farmasi yang meningkat selama PPKM Darurat, Jodi menyebut bahwa Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian, LKPP dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk percepatan pemenuhan kebutuhan nasional melalui industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri pada masa PPKM Darurat.

"Koordinator PPKM Darurat juga meminta Kejaksaan Agung dan BPKP agar mengawasi program percepatan pengadaan produk farmasi dan alat kesehatan pada masa PPKM Darurat. Ini masa genting, bukan saatnya mengambil keuntungan pribadi. Sekali lagi, hukuman pasti menanti," tegas Jodi.

Jodi menambahkan, hukuman pasti menanti bagi mereka yang melanggar hukum dan mengeksploitasi masa darurat untuk kepentingan pribadi. Bagi masyarakat umum yang tidak menghadapi situasi kritis, Jodi mengimbau agar tidak menimbun oksigen.

"Kita prioritaskan untuk menyelamatkan nyawa saudara kita saat ini. Distributor dan pelaku penimbun oksigen dan obat-obatan penting untuk COVID-19 adalah musuh masyarakat dan akan ada ganjarannya," ujar Jodi.

Jodi mengimbau agar masyarakat tetap melaksanakan ketentuan PPKM Darurat dan mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan pemerintah.

"Tetap di rumah, pakai masker, lebih baik jika dua masker, sering cuci tangan, dan patuhi prokes adalah harga mati. Tidak mematuhi prokes akan berujung sanksi dan membahayakan orang lain," pungkas Jodi.