JAKARTA - Setiap 10 Juni, Indonesia memperingati Hari Media Sosial. Hari Media Sosial pertama kali diperingati pada 2015, dengan seorang pengusaha pemilik Frontier Group, Handi Irawan D, sebagai penggagas.
Handi juga dikenal sebagai orang yang mencetuskan Hari Marketing Indonesia dan Hari Pelanggan Nasional. Melansir situs Frontier, tujuan diadakannya Hari Media Sosial adalah untuk memperingatkan perilaku bijak dalam menggunakan media sosial, baik dalam membuat atau membagikan konten.
Selain itu Hari Media Sosial bertujuan mengedukasi para netizen di Indonesia. Lewat Hari Media Sosial, pengguna dan pelaku usaha memanfaatkan media sosial secara positif.
Menggunakan media sosial dengan cara yang baik sangat mudah. Pengguna hanya perlu membagikan berita-berita yang valid, menginspirasi dan ajakan mengajak untuk hidup lebih baik.
Bisa dimulai dengan mengajak sikap baik itu kepada anggota keluarga, sahabat, komunitas dan juga para pelanggan. Selain itu para pengguna media sosial mengunggah kata-kata inspiratif maupun cerita reflektif di berbagai media sosial yang dimiliki.
Sementara untuk Hari Media Sosial Sedunia diperingati pada 30 Juni 2016 yang digagas oleh Mashable. Hari Media Sosial Sedunia diperingati untuk mengenali dampak media sosial pada komunikasi global dan menyatukan dunia untuk merayakannya.
Setiap orang menggunakan media sosial setiap hari. Begitulah cara kita terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia dengan cara yang sederhana dan cepat.
Mashable dikenal menggunakan media sosial untuk menghubungkan berbagai budaya, gerakan, dan fandom. Oleh karena itu mereka menginginkan satu hari untuk merayakannya. Orang-orang menggunakan tagar #SMDay setiap tahun.
Perkembangan media sosial zaman ke zaman
Platform media sosial pertama yang diluncurkan adalah Sixdegrees pada 1997. Didirikan oleh Andrew Weinreich, situs web ini memungkinkan pengguna membuat daftar teman dan anggota keluarga dan memiliki fitur seperti profil, papan buletin, dan afiliasi sekolah.
Pada puncaknya, Sixdegrees memiliki lebih dari satu juta pengguna tetapi akhirnya ditutup pada 2001. Lalu untuk platform media sosial modern pertama adalah Friendster pada 2002.
Situs web ini memungkinkan orang untuk mendapatkan teman baru dengan aman. Friendster memiliki lebih dari seratus juta pengguna, yang sebagian besar berada di Asia.
LinkedIn, platform media sosial pertama yang berfokus pada bisnis diluncurkan pada 2003. MySpace diluncurkan pada 2004, tahun yang sama dengan Facebook.
Pada awalnya, MySpace lebih sukses dari Facebook. Pada 2006 MySpace adalah platform media sosial terbesar di dunia, dengan pengguna yang menyukai profil khusus yang juga memungkinkan mereka untuk memposting musik mereka.
YouTube meluncurkan situs webnya yang didedikasikan untuk video pada 2005. Dan Twitter dengan platform karakter terbatas pada 2006.
Keduanya semakin populer. Begitu pula Facebook. Instagram lalu muncul pada 2010 dan mengalami pertumbuhan pesat.
Instagram memperoleh lebih dari satu juta pengguna dalam beberapa bulan pertama. Dengan Instagram menantang dominasi mereka, Facebook membeli platform tersebut seharga $1 miliar pada tahun 2012.
Facebook juga membeli platform pesan terenkripsi, WhatsApp pada 2014. Salah satu platform yang gagal dibeli Facebook adalah Snapchat.
Snapchat, yang menjadi populer karena fitur story diluncurkan pada 2011 dan dilaporkan menolak tawaran 3 miliar dolar AS dari Facebook pada 2013. Penambahan terbaru ke daftar kelas berat media sosial adalah TikTok.
Aplikasi ini diluncurkan pada 2016 dan sangat populer karena fitur pengeditan musik dan video yang ekstensif.
Media sosial bagi si introvert
Jika penggunaan media sosial "diseriusi" maka media sosial dapat membantu membangun merek dan otoritas pribadi masing-masing orang sekaligus menjangkau audiens potensial yang lebih luas. Namun itu juga mengharuskan pengguna media sosial menghabiskan waktu dan energi.
Bagi seorang introvert, upaya-upaya itu bisa sangat menguras tenaga. Mengutip jurnal Perbedaan Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Remaja oleh Komang Sri Widiantari dan Yohanes Kartika Herdiyanto, pengguna jejaring sosial dengan kepribadian introvert tidak mudah mengekspresikan dan menyatakan segala hal yang dirasakannya melalui media sosial.
Hal ini disebabkan tipe kepribadian introvert yang cenderung mempunyai sifat tertutup, kurang ekspresif, dan cenderung berpikir secara mendalam sebelum memutuskan untuk melakukan suatu tindakan. Namun bukan berarti seorang introvert benar-benar tidak bisa menggunakan media sosial.
Seorang introvert masih bisa mengonsumsi konten secara teratur, seperti halnya seorang ekstrovert. Namun jika ingin mengunggah konten, pastikan untuk membagikan foto, video, atau tulisan keren yang pengikut suka untuk membantu membangun koneksi dan kesamaan.
Mengutip Forbes, tips lain bagi introvert adalah untuk mengunggah apa yang nyaman untuk dibagikan. Tidak harus mencurahkan seluruh hidup di media sosial.
Cukup bagikan di mana pengikut dapat mengenal sisi kemanusiaan pengguna. Memanusiakan diri sendiri melalui media sosial akan membantu membangun hubungan yang tulus dengan pengikut dan membuat mereka lebih mempercayai pemilik akun.