Bagikan:

JAKARTA - Sudah sejak lama Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi wilayah andalan pemerintah dalam memproduksi jagung. Produksi hasil jagung setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Atas kondisi tersebut wajar jika makanan khas NTT kebanyakan berasal dari bahan baku jagung.

Jagung dan cerita rakyat NTT

Tingginya produksi jagung di NTT mendorong provinsi tersebut terus mengembangkan hasil produksi jangung. Bahkan, Gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2018-2023, Viktor Bungtilu Laiskodat meluncurkan sebuah program yang dinamai Tanam Jagung Panen Sapi.

Dikutip dari situs nttprov.go.id, Viktor Bungtilu, mengatakan NTT memiliki sejarah kuat dengan jagung. Dalam sejarah, jagung menjadi makanan pokok masyarakat NTT di bagian Pulau Timor.

Sebagian besar masyarakat NTT juga masih menjadikan jagung sebagai bahan makanan pokok mereka. Dalam buku Ladang Jagung di Lahan Kering: Perdaban Agraris di Nusa Tenggara Timur karya Vera Budi Lestari Sihotang dan Kasijanto, dikatakan bahwa masyarakat NTT mengenal jagung pada masa Kerajaan Oenam (Liurai Sonbai).

Hal itu diketahui dengan adanya cerita rakyat yang beredar di masyarakat. Diceritakan bahwa Sonbai --yang menurut cerita berasal dari Belu Selatan-- menitahkan untuk membuat kebun besar di Tabun Panmuti.

Untuk membuat kebun tersebut ia terpaksa mencincang adik wanitanya yang bernama Bi Lafu Sonbai. Setelah lahan tersedia, daging dan tulang adik wanitanya dihamburkan ke tanah.

Dari situ tumbuhlah beberapa hasil bumi, salah satunya adalah jagung. Dari kebun tersebut, Sonbai kemudian membagikan bibit jagung kepada masyarakat dan sejak itu NTT mampu menghasilkan jagung dalam jumlah besar.

Iklim di NTT dan pengaruhnya pada lahan pertanian

Provinsi Nusa Tenggara Timur terletak di antara 8°–12° LS dan 118°–125° BT, dengan luas wilayah daratan 47.931,54 kilometer persegi, yang tersebar di 1.192 pulau. 43 pulau dihuni dan 1.149 pulau tidak dihuni.

Sebagian wilayah NTT berupa gunung dan bukit kapur. NTT memiliki dataran rendah. Namun jumlahnya sangat sedikit. Meski didominasi dengan bukit, NTT memiliki luas lahan sawah seluas 215.796,10 hektare pada 2017. Di antara itu 56,88 persen adalah sawah irigasi.

NTT yang beriklim kering memiliki potensi lahan pertanian bukan sawah yang cukup menjanjikan, yakni sekitar tiga juta hektare. Sebagian besar lahan digunakan untuk menanam tanaman palawija, termasuk jagung.

Jagung jadi bahan makanan yang cukup penting. Sebagian besar produksi jagung berpusat di Pulau Timor, tepatnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Kupang.

Provinsi NTT juga dikenal sebagai wilayah semiarid dengan curah hujan yang rendah yaitu berkisar 3–4 bulan. Wilayah tersebut juga kerap terjadi perubahan atau anomali cuaca.

Jagung jadi bahan baku makanan khas NTT

Seperti yang telah dijelaskan di atas, kondisi NTT membuat provinsi itu berhasil dengan hasil bumi yang berupa jagung. Bahkan, jagung jadi makanan pokok penduduk NTT sejak dulu kala.

Saat musim hujan tiba, hampir seluruh keluarga yang memiliki ladang akan menanam jagung sebanyak mungkin untuk persediaan makanan mereka. Selain awet dan tahan lama, jagung juga mampu menghasilkan rasa kenyang lebih lama dibanding nasi.

Jagung juga jadi bahan baku andalan untuk makanan jangka panjang menghadapi musim panas atau kemarau yang panjang. Melimpahnya jagung di NTT menjadikan provinsi tersebut memiliki beberapa kuliner khas NTT yang terbuat dari jagung dan umbi-umbian lain. lalu, apa saja makanan khas NTT yang terbuat dari Jagung?

Jagung katemak

Merupakan makanan khas orang Timor. Saat berkunjung ke Timor di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, kita akan disuguhi katemak. Makanan ini dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi, mencegah kelaparan dan penyakit.

Jagung katemak terdiri dari lima bahan utama, yaitu jagung, labu, kacang beras, kacang polong, dan daun labu. Tak sampai situ, masyarakat biasanya akan menambahkan sayuran lain, cabe, garam, bahkan daging.

Melihat komposisinya, jagung katemak disebut mengandung karbohidrat yang penting bagi tubuh. Selain itu katemak juga mengandung protein, vitamin, mineral, dan serat.

Jagung Bose

Makanan ini juga terbuat dari jagung. Selain enak, bahan bakunya sangat mudah didapat di NTT. Masakan ini terdiri dari jagung, kacang-kacangan seperti kacang tanah atau kacang merah, dan santan kelapa.

Untuk memasak makanan pengganti nasi ini cukup mudah, yakni dengan melunakkan jagung dengan cara ditumbuk dengan lesung. Hal itu dilakukan untuk mengeluarkan kulit dan membersihkan kotoran.

Setelah selesai ditumbuk, jagung diayak agar kulit terpisah dari biji jagung. Setelah itu jagung tumbuk direbus. Untuk menambahkan rasa, masyarakat biasanya menambahkan garam atau ikan teri. Setelah jadi, jagung bose dimakan dengan bunga pepaya dan sambal. Secara tradisi, jagung bose dikonsumsi untuk makan siang dan makan malam, sedangkan pada pagi hari mereka akan mengonsumsi ubi.

Sayangnya, jagung bose sendiri tak banyak dijual di Kota Kupang. Sajian ini banyak dihidangkan saat pesta adat atau pesta rakyat. Namun karena jadi menu pokok, jagung bose masih sering dimasak oleh warga setempat.

*Selain terkait makanan khas NTT dan pertanian jagung di NTT, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.

BERNAS Lainnya