JAKARTA – Lonjakan hasil rekapitulasi suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi perhatian publik. Masyarakat bertanya-tanya mengapa suara PSI meningkat secara signifikan dalam waktu sehari. Dugaan manipulasi hingga kecurangan pun tersiar dia media dan menjadi perbincangan warganet.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) melaporkan per 5 Maret 2023, PSI telah memperoleh 3,13 persen atau 2,4 juta suara. Berdasarkan perolehan tersebut, PSI menempati peringkat 10 atau tepat di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memperoleh 4,01 persen.
Karena penghitungan suara masuk masih dalam kisaran 65,89 persen, bukan tidak mungkin PSI bisa menembus parliamentary threshold atau ambang batas parlemen yang ditetapkan empat persen.
Akibatnya, isu tersebut menjadi perhatian dan banyak kritik publik terhadap penyelenggaraan pemilu. Netray Media Monitoring turut memantau isu hangat ini pada kanal news dan X.
Pemberitaan Media
Pemantauan Netray dengan kata kunci PSI pada periode 29 Februari sampai 5 Maret 2024, menemukan 1.125 artikel yang telah diterbitkan oleh 144 media daring Indonesia. Berdasarkan total unggahan, Tempo menjadi portal media yang paling banyak mengunggah artikel terkait kata kunci ini.
“Dalam periode pemantauan tersebut, Tempo telah menerbitkan sebanyak 82 artikel dan disusul oleh media Suara dengan unggahan sebanyak 72 artikel,” demikian laporan Netray.
Seiring terus melonjaknya perolehan suara PSI yang dinilai tidak wajar, pemberitaan media tentang partai yang ketuanya adalah putra sulung Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, mencapai puncak pada 4 Maret 2024. Terdapat 342 artikel yang muncul dengan kata kunci. Namun, artikel bersentimen negatif lebih dominan dibanding artikel bersentimen positif atau netral.
Bertambahnya perolehan suara PSI dari 2,85 persen hingga tembus 3,13 persen ini menyumbang sentimen positif bagi partai. Sejak itu, berita bersentimen negatif pun kian mendominasi pemantauan. Isu tentang dugaan kecurangan terus muncul di berbagai pemberitaan media.
Pakar telematika Roy Suryo berpendapat kenaikan suara PSI tidak normal dan ia mendesak Bareskrim Polri mengaudit Sirekap milik KPU.
Kelakar Partai Salah Input
Peningkatan suara PSI yang melonjak signifikan tidak hanya ramai diberitakan di media massa, tapi juga mencuri atensi warganet X. Melalui kata kunci dan periode pemantauan yang sama, Netray menemukan 220,3 ribu unggahan. Topik ini juga diperbincangkan oleh lebih dari 33 ribu akun dengan potential reach mencapai 166 juta akun.
Dalam satu hari pada 3 Maret 2024, ditemukan lebih dari 66 ribu unggahan dengan dominasi bersentimen negatif sebanyak 41,9 ribu atau 63,2 persen. Tapi tidak hanya di tanggal tersebut, sepanjang periode pemantauan topik PSI di kanal X memang didominasi unggahan bersentimen negatif.
Naiknya suara PSI dalam waktu yang singkat banyak mendapat sorotan negatif bahkan kritik dari warganet. Hal itu terlihat dari Top Complaints dengan kumpulan frasa negatif mendominasi jajaran tersebut. Sementara itu, jika dilihat dari jajaran Top Words Netray, perbincangan yang turut mendominasi perbincangan bersentimen negatif berasal dari kosakata penggelembungan, kecurangan, anomali, hingga salah.
Hasil suara yang diperoleh PSI menjadi warganet sangsi dengan keakuratan Sirekap. Selain itu, anomaly suara ini juga berujung pada dugaan campur tangan Jokowi terhadap partai putra bungsunya itu.
Perbincangan soal PSI juga diwarnai komentar bernada sarkas setelah muncul istilah Partai Salah Input dan sayang anak. Dua istilah ini dinaikkan warganet sebagai bentuk kritik atas anomali tersebut.
Analis Sosial Politik Karyono Wibowo mengatakan, KPU dan lembaga survei wajib memberikan penjelasan sedetail-detailnya kepada publik jika perolehan suara PSI nantinya menembus empat persen.
“KPU harus menjelaskan secara detail terkait dengan lonjakan suara PSI yang mencurigakan rakyat, sejauh ini penjelasan KPU tidak detail,” ujar Karyono saat dihubungi VOI.
BACA JUGA:
Lebih lanjut ia juga meminta KPU tidak memandang sebelah mata masalah suara PSI yang mengalami lonjakan signifikan. Apalagi persoalan ini sudah menjadi sorotan dari rakyat biasa hingga elite politik.
“KPU jangan anggap ini masalah sepele, harus jelaskan ini sedetail-detailnya, sebaik-baiknya, sejelas-jelasnya kenapa ini terjadi. Kalau sampai ada kesengajaan menggelembungkan suara PSI maka bahaya, bisa chaos. Bisa semakin mengonfirmasi, mengafirmasi dugaan operasi sayang anak,” pungkasnya.