Bagikan:

JAKARTA – Peningkatan pesanan belanja online sekiranya sepuluh hari menjelang Lebaran membuat para kurir kewalahan. Tak sedikit pesanan yang akhirnya tiba tidak tepat waktu.

Keluhan akibat keterlambatan pesanan tersebut tak pelak menghiasi perbincangan para pegiat Twitter. Akun @scenezjk meminta perusahaan jasa pengiriman merespon pesanannya yang sudah 10 hari tak kunjung sampai.

“Tolong dong paket saya gak gerak² dah 10 hari nih. Jnt gak ada respon² disuruh ke wa tapi tetep aja gak ada respon. Iya emang pake ekonomi tapi harus selama ini?? Saya pesennya juga pas lagi gak event tapi telat banget² nih paket,” tulis @scenezjk pada 10 April lalu seraya meng-capture laporan tracking barang.

Ilustrasi belanja online. (Unsplash)

Akun @carrolinds dan @sherrrx juga mencuitkan hal sama.

“@jntexpressid min ini tolong bgt paket saya udah 2 hari di kurir, telat 2 hari jadinya, saya jadi rugiiiii, saya butuh barangnyaaaa,” kata @carrolinds pada 12 April lalu.

Akun @sherrrx bahkan sampai mencantumkan nomor resi pesanannya, “No resi JP4813979369, udh 2 hari paket bolak balik ke hub transit jakarta, di WA dan di email juga kgk ada respon, padahal estimasi sampai paling telat itu tggl 13 kmrn tpi ini paket masih di lokasi sortir udh 2 hari. Tolong kejelasannya ya pihak j&t.”

Berdasar hasil pengamatan Netray dengan menggunakan beberapa kata kunci, seperti kurir && paket, paket && lebaran dan paket && overload, jumlah twit terkait topik tersebut mencapai 8.838 twit. Sebanyak 5.377 di antaranya bersentimen negatif yang dicuitkan oleh pegiat Twitter yang kecewa dengan kinerja perusahaan jasa pengiriman.  Adapun jumlah impresi terkait topik itu mencapai 246,6 ribu dengan potensi jangkauan ke 99 juta akun pengguna Twitter.

Beri Simpati

Meski dihiasi beragam keluhan, tapi tak sedikit pula pegiat Twitter yang menunjukkan rasa simpati kepada para kurir. Akun @rezalifi menganggap itu merupakan konsekuensi dari belanja online. Terlebih, sekarang ketika masyarakat memang lagi butuh belanja untuk keperluan Lebaran.

“Mereka ngejar target, soalnya kalo paket telat cust sumbu pendek marah2. Serba salah jadi kurir, ga tega. Gua jg doyan belanja online, gua cuekin aja itu paket ntr jg sampe. Salah rute pernah, telat pernah, stuck pernah. Efek libur ya terima konsekuensi kalo amit2nya paket telat,” cuitnya pada 18 April.

Jangan sampai akibat kejadian ini, kurir diberikan rating buruk. Bagaimanapun, kurir sudah berusaha semampunya mengejar target menyelesaikan seluruh pengiriman bahkan hingga malam hari.

Grafik perbincangan pegiat Twitter mengenai topik pesanan online telat sampai. (Netray)

“Terselip, atau datang super terlambat. Kalau mendesak ya gpp namanya juga kebutuhan, tp jangan marah2 juga kalau paket datang telat atau ada penyok2 dikit karena banyaknya barang yg harus dibawa kurir sekali jalan,” akun @monhaewonee menambahkan.

Hasil pantauan Netray, akun @tanyakanrl dan @convomfs menjadi akun dengan impresi tertinggi pada topik tersebut. Kemudian pada kategori top people, akun @jntexpressid menjadi akun yang paling banyak mention oleh pegiat Twitter. Akun milik salah satu jasa ekspedisi tersebut menjadi salah satu akun yang paling populer dalam perbincangan warganet terkait topik ini.

“Berbagai kosakata populer kerap muncul dalam perbincangan, seperti overload, lama, membludak, ekspedisi, kasian, sabar, kesehatan, dan berbagai kosakata lainnya. Berbagai kosakata tersebut menjadi kata yang kerap digunakan pegiat Twitter dalam membahas topik seputar paket jelang lebaran,” tulis Netray melalui pantauannya pada 11-17 April 2023.

Naik 30 Persen

Meski tak setinggi saat masa pandemi, hasrat masyarakat untuk berbelanja online tetap tinggi. Pengamat ekonomi digital dari Universitas Sebelas Maret, Ahmad Ikhwan Setiawan memperkirakan peningkatan bisa mencapai 30 persen dibanding bulan sebelumnya.

Barang-barang kebutuhan Lebaran yang biasanya banyak dicari adalah hampers. Popularitas hampers tahun lalu saja, kata VP of Advertising Solutions Tokopedia Alfredo Setiabudi, tumbuh sebesar 140 persen dan mencapai rekor tertinggi.

Keluhan masyarakat di Twitter. (Netray)

Begitupun dengan beragam produk makanan dan minuman, seperti madu, kue kering, dan kopi. Serta perlengkapan rumah tangga dan pakaian seperti kerudung, gamis, dan peci.

“Dengan melandainya pandemi COVID-19, pertumbuhan kategori produk yang relevan dengan kegiatan tatap muka, seperti busana muslim, kecantikan, dan F&B kemungkinan akan tumbuh juga," kata Alfredo, dalam keterangan resminya pada Januari lalu.