Bagikan:

JAKARTA - Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk sedang dalam tren penguatan. Melesatnya harga saham perusahaan berkode PGAS ini disinyalir tidak terlepas dari peran anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep hingga Ustaz Yusuf Mansur.

Pada pembukaan perdagangan Rabu 16 Desember, saham PGAS mampu menguat hampir 1 persen ke level Rp1.800. Pada penutupan perdagangan kemarin, saham PGAS berada di level Rp1.790. 

Sebagai informasi, lewat akun Twitter @kaesangp, putra bungsu Presiden Jokowi itu turut mengomentari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang kembali menembus level 6.000 pada Senin, 14 Desember.

Kaesang Pangarep menjagokan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) di tengah momentum kenaikan IHSG ke level 6.000. Rekomendasi dengan julukan 'Sangmology' itu siap beradu dengan konsensus para analis.

"Weleh Weleh," cuitnya seraya mengunggah gambar pergerakan IHSG sampai dengan akhir sesi pertama, Senin, 14 Desember.

Tak hanya sekadar mengomentari pergerakan IHSG, pemilik Sang Pisang itu juga menjawab cuitan salah satu warganet terkait saham yang bisa dibeli saat indeks bertengger di posisi 6.000.

Kaesang meyakini pergerakan saham Perusahaan Gas Negara (PGN) akan mampu menembus level Rp2.100 pada tahun depan. Pemilik akun Instagram @sahamrakyat itu juga melabeli rekomendasinya dengan sebutan 'Sangmology'.

"Kalau PGAS bisa tembusin 1.750, kayaknya bakalan mulus perjalanannya ke 2.100. Gimana cuanmin @sahamrakyat? #SangMology," tulisnya melalui akun Twitter, Senin, 14 Desember malam.

Ternyata ketertarikan Kaesang akan pasar saham muncul bukan baru-baru ini. Keinginan Kaesang untuk berinvestasi saham ini sempat diungkapkannya dalam akun twitter @kaesangp pada 6 Mei 2019. "KALO MAU BELAJAR INVESTASI PASAR SAHAM DIMANA YA!!! MOHON INFONYA!!!" tulis Kaesang yang diposting pada laman akun twitter pribadinya.

Ustaz Yusuf Mansur juga Rekomendasikan Saham PGAS

Nama Ustaz Yusuf Mansur atau (UYM) belakangan makin naik daun sebagai acuan bagi investor dalam memilih saham yang prospektif. Hal ini karena dirinya sering memberikan edukasi investasi pasar modal melalui akun instagram miliknya. Basis jemaahnya yang cukup besar juga membuat saham-saham yang direkomendasikan terbang.

Akhir pekan lalu, UYM juga merekomendasikan saham PGAS. Ia mengatakan, membeli saham badan usaha milik negara (BUMN) yang menyangkut hidup orang banyak itu akan membuka jalan untuk mendapatkan keuntungan.

Foto: Instgram @yusufmansurnew

"Nih. Niat baik mah ada aja," tulisnya melalui akun Instagram @yusufmansurnew, Jumat, 10 Desember.

Rekomendasi Kaesang dan UYM melecut pergerakan harga saham PGAS. Entitas anak PT Pertamina (Persero) itu parkir di zona hijau dengan menguat 3,63 persen ke level Rp1.715 akhir sesi Senin, 14 Desember.

Dalam sepekan terakhir, laju saham PGAS menguat 18,28 persen. Investor domestik mendominasi transaksi saham perseroan dengan pembelian Rp2,9 triliun dalam sepekan.

Kinerja PGAS

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, PGN membukukan pendapatan senilai 2,15 miliar dolar AS per 30 September 2020. Realisasi itu turun 23,49 persen dari 2,81 miliar dolar AS periode yang sama tahun lalu.

Di periode yang sama PGAS juga membukukan laba bersih 53,35 juta dolar AS. Pencapaian itu turun 58 persen dibandingkan dengan 129,10 juta dolar AS per 30 September 2019.

Manajemen PGN menjelaskan bahwa pendapatan yang dibukukan sekitar Rp31,51 triliun pada kuartal III-2020. Nilai itu mengacu kepada kurs tengah rerata kuartal III-2020 Rp14.647 per dolar Amerika Serikat (AS).

PGN mengungkapkan pendapatan sebagian besar berasal dari kinerja operasional penjualan gas. Dengan demikian, perseroan mencatat laba operasi sebesar 315,49 juta dolar AS dan EBITDA 601,91 juta dolar AS.

Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara Arie Nobelta Kaban mengungkapkan pencapaian kinerja keuangan kuartal III 2020 sangat dipengaruhi kondisi perekonomian yang masih belum pulih.

Arie mengatakan, dampak pandemi COVID-19 masih berlanjut, sehingga belum meningkatkan permintaan gas bumi. Selain itu, harga migas dunia masih belum naik. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga masih fluktuatif.

"Triple shock tersebut berpengaruh kepada bisnis PGN yaitu demand terhadap gas bumi, sektor hulu yang tergantung pada market terutama harga minyak dan gas, serta harga LNG," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, kondisi keuangan perseroan saat ini dalam kondisi cukup baik. Posisi kas dan setara kas senilai 1,19 miliar dolar AS per 30 September 2020. Posisi itu menurutnya lebih baik dibandingkan dengan posisi 1,04 miliar dolar AS per 31 Desember 2019.

Selain itu, PGAS mengklaim kemampuan dalam memenuhi kewajiban masih baik. Current ratio sebesar 268 persen per 30 September 2020 atau lebih tinggi dari 197 persen pada 31 Desember 2019.

Manajemen PGN menyebut bisnis distribusi terpengaruh kondisi perekonomian. Namun, penurunan pendapatan dapat diikuti dengan penurunan beban pokok pendapatan. Selain itu, perseroan juga melakukan efisiensi. Dengan demikian, beban usaha perseroan turun 107,5 juta dolar AS.

Manajemen PGN menyatakan berupaya maksimal untuk meningkatkan pendapatan perseroan sampai dengan akhir tahun. Langkah efisiensi dari sisi biaya tetap dilakukan sehingga kinerja keuangan menjadi lebih baik.