Tragedi Oktober Kelabu: Tiga Insiden Kerumunan Mengerikan, dari Stadion Kanjuruhan hingga Jembatan Morbi
Suporter Arema FC merangsek ke lapangan usai laga lawan Persebaya, yang berimbas pada tragedi Stadion Kanjuruhan Malang dengan korban jiwa lebih dari 130 orang. (Antara/Ari Bowo Sucipto)

Bagikan:

JAKARTA - Insiden tragis dalam kerumunan massa kembali terjadi. Sebelumnya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia pada 1 Oktober 2022. Lalu di, kawasan Itaewon, Korea Selatan pada 29 Oktober 2022 dan berlanjut di Negara Bagian Gujarat, India pada 30 Oktober 2022.

Ribuan orang menjadi korban, dan ratusan di antaranya meninggal dunia dalam insiden tragis tersebut. Berikut ulasannya:

Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia

Pertandingan derbi Jawa Timur BRI Liga 1 Arema FC vs Persebaya Surabaya berlangsung di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Sekiranya 12 hari sebelum pertandingan, Polres Malang sudah mengajukan surat permohonan perubahan jadwal pertandingan ke pukul 15.30 WIB kepada pihak penyelenggara.

Dengan alasan terkait pertimbangan kemanan dan perkiraan intelejen tentang kerawanan sepak bola Liga 1 Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Namun, penyelenggara menolak melalui surat resmi tertanggal 19 September 2022 yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Akhmad Hadian Lukita. Penyelenggara tetap menggelar pertandingan tersebut sesuai jadwal sebelumnya, yakni pada pukul 20.00 WIB dengan syarat tidak menghadirkan suporter lawan

Asumsi awal, menurut Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi pada 2 Oktober 2022, “Di mana letak kerusuhannya ketika tidak ada rivalitas suporter dan tidak ada suporter Persebaya yang datang ke Malang.”

Ternyata, kericuhan pecah usai pertandingan. Sejumlah suporter Arema turun ke lapangan. Petugas keamanan bertindak represif dengan mengusir para suporter menggunakan tongkat pemukul agar kembali ke tribun.

Polisi menembakkan gas air mata untuk mengatasi kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. (Antara)

Tindakan tersebut justru semakin membuat para suporter beringas. Seperti kesaksian @RezkiWahyu di akun twitternya pada 2 Oktober 2022, saat aparat keamanan memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat.

“Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah supoter yang ada di lapangan,”

Bahkan, dari sejumlah video yang beredar di sosial media, petugas juga menembakkan gas air mata ke arah tribun hingga mengakibatkan kepanikan. Penonton berlarian mencari pintu keluar guna menghindari asap gas airmata yang sudah memenuhi tribun. Mereka berdesak-desakan dan terinjak-injak.

Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyebut 712 orang menjadi korban, 132 di antaranya meninggal dunia, 96 mengalami luka berat, dan 484 lainnya luka ringan.

Insiden tragis di Stadion Kanjuruhan menjadi peristiwa kelam dalam dunia sepak bola internasional.

Itaewon, Korea Selatan

Sejumlah muda-mudi memadati Itaewon, kawasan yang dikenal sebagai destinasi belanja, hiburan, dan kuliner di Kota Seoul, Korea Selatan pada 29 Oktober 2022. Mereka mendatangi kafe, restoran, dan bar yang ada di sana. Memadati jalanan-jalanan kecil untuk merayakan pesta Halloween.

Perayaan Halloween di kawasan Itaewon memang bukan hal baru. Rutin digelar setiap tahun setidaknya sebelum masa pandemi COVID-19.

Semakin malam, jumlah pengunjung semakin banyak dan semakin sesak. Melansir Reuters, Moon Ju-young (21), saksi mata mengatakan suasana semakin tak terkendali. “Bisa 10 kali lebih ramai dari biasanya.”

Kepadatan kerumunan itu sebenarnya sudah terlihat sejak satu hari sebelumnya. Petugas keamanan juga sudah memberi peringatan perayaan itu menarik banyak orang dan bisa menjadi berbahaya. 

Tepat sebelum pukul 22.20 waktu setempat kericuhan terjadi. Polisi berusaha mengendalikan massa. Para pengunjung berduyun ke gang sempit dekat Hamilton Hotel yang hanya selebar 4 meter dengan kontur jalan miring.

Saking terbatasnya ruang gerak, mereka terjatuh dan terinjak-injak.

“Ketika orang-orang di puncak gang yang curam terjatuh, itu membuat orang-orang di bawah mereka terguling,” ujar saksi mata seperti ditulis Reuters.

Para pengunjung pesta Halloween berduyun ke gang sempit dekat Hamilton Hotel yang hanya selebar 4 meter dengan kontur jalan miring di kawasan Itaewon, Korea Selatan. (Instagram @boneknews)

Rekaman media sosial menunjukkan beberapa orang mencoba memanjat sisi bangunan untuk menghindari tekanan yang meningkat. Sementara yang lainnya berteriak, menangis mencoba untuk keluar dari himpitan. 

Seorang mahasiswa dari Prancis yang tak mau menyebutkan nama demi menghindari trauma mengatakan bahwa ia tersangkut di antara kerumunan selama satu setengah jam. 

"Saya ingin pergi ke tempat yang aman tapi itu tidak mungkin. Saya hanya didorong oleh semua orang dan saya tidak bisa melakukan apa-apa," katanya kepada Reuters.

Korea Broadcasting System (KBS) menyebut hingga pukul 18.00 waktu setempat, Sabtu, 29 Oktober 2022, sebanyak 153 orang meninggal dunia dan 133 lainnya mengalami luka-luka.

Mayoritas korban yang meninggal adalah usia remaja, di antaranya adalah warga negara asing yang berasal dari Iran, Uzbekistan, China, dan Norwegia. Artis Korea Selatan Lee Ji Han yang pernah membintangi iklan kopi Indonesia diketahui juga menjadi korban.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional atas insiden tragis tersebut. Dia mengucapkan belasungkawa dan berjanji akan mengusut tuntas.

"Ini benar-benar tragis. Tragedi dan bencana yang seharusnya tidak terjadi terjadi di jantung kota Seoul tadi malam," ucap Yoon dilansir dari Reuters.

Gujarat, India

Jembatan Morbi merupakan jembatan bersejarah yang berlokasi di kawasan Morbi, Negara Bagian Gujarat, India. Dibangun oleh Gubernur Mumbai Richard Temple pada masa pemerintahan Inggris, 20 Februari 1879.

Jembatan sepanjang 230 meter dan ketinggian 23,2 meter ini berada di atas Sungai Machchu yang menghubungkan Kota Mahaprabhuji dan Samakantha. Merupakan objek wisata populer yang dikenal sebagai Julto Pul (jembatan ayun) untuk pejalan kaki.

Jembatan Morbi sempat ditutup untuk renovasi selama enam bulan dan baru kembali dibuka untuk umum pada pekan lalu. Pada 30 Oktober 2022, sekitar 500 orang melaksanakan ritual Chhath Puja, festival Hindu yang dilakukan enam hari setelah Diwali atau festival lampu.

"Banyak anak-anak menikmati liburan Diwali dan mereka datang ke sini sebagai turis," kata seorang saksi mata bernama Sukram kepada kantor berita Reuters.

Kemungkinan akibat kelebihan kapasitas, sejumlah kabel yang menopang jembatan putus dan orang-orang yang berada di atas jembatan jatuh ke sungai. Insiden ini terjadi sekitar pukul 18.40 waktu setempat, 30 Oktober 2022.

Petugas penyelamat sedang mencari korban setelah Jembatan Morbi yang melintasi Sungai Machchu di Gujarat, India putus dan menelan korban jiwa lebih dari 130 orang pada Minggu 30 Oktober 2022. (BBC)

Menteri Dalam Negeri Gujarat, Harsh Sanghavi mengatakan, jumlah korban meninggal dunia hingga Senin (31/10) pagi sudah mencapai 132 orang dan 19 masih dalam penanganan medis.

Video yang beredar di media sosial menggambarkan puluhan orang berpegangan di reruntuhan jembatan ketika tim darurat berusaha menyelamatkan mereka. Beberapa korban selamat memanjat jaring jembatan yang rusak, dan yang lainnya berhasil berenang ke tepi sungai.

Korban selamat, Prateek Vasava menceritakan upayanya menyelamatkan diri dengan berenang ke tepi sungai. Dia mencoba menyelamatkan anak-anak yang ikut terjatuh ke sungai, tapi tanpa daya.

"Saya ingin menarik beberapa dari mereka bersama saya tetapi mereka telah hanyut tenggelam," katanya.

Polandia, Italia, Belanda, Uni Emirat Arab, Sri Lanka, Armenia, dan lainnya menyampaikan belasungkawa atas insiden tragis tersebut.