Bagikan:

SURABAYA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyerukan salat gaib dan mendoakan korban tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjurahan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober.

“Insiden ini benar-benar mengundang keprihatinan bersama. Kita doakan para korban diterima di sisi Allah SWT," ujar Wakil Ketua PWNU Jatim Kiai Abdussalam Shohib dikutip dari Antara, Minggu, 2 Oktober.

Peristiwa terjadi saat sekelompok suporter Arema FC, Aremania, terlibat bentrok dengan aparat usai tim kesayangannya dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

Berdasarkan keterangan kepolisian hingga dini hari tadi, total korban meninggal dunia berjumlah 130 orang.

Selain itu, ratusan orang lainnya sampai saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di sejumlah rumah sakit di Malang.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan rusak, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Menurut dia, tragedi di Stadion Kanjuruhan adalah salah satu bencana sepak bola paling mengerikan dalam sejarah sepak bola di dunia.

Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar tersebut menyampaikan duka cita dan berharap tak ada lagi peristiwa serupa terjadi.

"Nahdlatul Ulama juga mendesak agar dilakukan investigasi secara menyeluruh tentang penyebab tragedi ini," tutur Kiai Salam.

Hal senada disampaikan Sekretaris PWNU Jatim Akh Muzakki yang menegaskan bersama PCNU Kota dan Kabupaten Malang mendirikan posko pusat krisis dan pusat trauma di wilayah setempat.

Posko tersebut, kata dia, untuk menampung informasi warga NU Malang Raya yang kemungkinan menjadi korban, termasuk bagi masyarakat umum.

"Kejadian ini harus menjadi pelajaran. Pemerintah patut melakukan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan kompetisi sepak bola seraya mendorong agar persepakbolaan nasional semakin maju tanpa kejadian memilukan seperti kasus di Kanjuruhan,” kata Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut.