Mudik Pakai Sepeda Motor Jadi Pilihan karena Murah dan Jumlah Angkutan Gratis Lebaran Tak Sepadan
Potret pemudik dengan sepeda motor. Walaupun berbahaya, tetap menjadi pilihan karena murah dan jumlah angkutan gratis yang disediakan pemerintah tidak sepadan. (Antara/Raisan Al Farisi))

Bagikan:

JAKARTA - Instruktur PT Wahana Makmur Sejati, Adi “Jotos” Sucipto mengatakan para pemudik Lebaran 2022 yang akan menggunakan sepeda motor sebaiknya melakukan pemanasan terlebih dahulu. Banyak pengendara menyepelekan hal ini, padahal kegiatan ini memberi banyak manfaat bagi pengguna kendaraan roda dua yang akan melakukan perjalanan jauh.

“Sebelum melakukan perjalanan, lakukan peregangan atau pemanasan tubuh, hal ini sangat berguna untuk melancarkan peredaran darah yang mengalir ke otak. Agar oksigen yang ada di dalam otak kita nantinya akan berfungsi dengan baik yang dapat membuat pengendara tetap fokus,” ungkapnya kepada Antara, Senin 25 April 2022.

Adi menambahkan agar tetap berkonsentrasi selama berkendara, pastikan untuk beristirahat 2 jam sekali, jika sudah mengantuk sebaiknya tidur dan beristirahat hingga segar kembali.

Deretan sepeda motor di Stasiun Jakarta Gudang, yang akan dikirimkan dengan kereta api ke kampung halaman pemudik saat Lebaran 2019. (Antara/Dhemas Reviyanto)

Sebelumnya seperti dikutip Antara pada 18 April, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui juru bicaranya Adita Irawati mengimbau masyarakat untuk mengurangi keinginan mudik dengan menggunakan kendaraan roda dua, sebab sangat rawan dengan kecelakaan lalu lintas.

“Walaupun banyak orang memilih mudik dengan sepeda motor, tetapi dianjurkan jangan apalagi jika kapasitas muatan yang berlebih, dan kondisi cuaca saat ini,” ujarnya.

Program Mudik Gratis

Kemenhub menggelar program mudik gratis dengan bus, kapal laut dan kereta api demi mengurangi pemudik dengan sepeda motor. Pemudik dapat pulang kampung dengan gratis menggunakan transportasi umum, dan sepeda motornya ikut diangkut dengan dititipkan.

Senada dengan Kemenhub, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranomo juga meminta pemudik tidak menggunakan sepeda motor untuk pulang kampung. Ganjar menganjurkan para pemudik memanfaatkan angkutan mudik gratis.

"Kami anjurkan pemudik tidak menggunakan sepeda motor, karena akan sangat berbahaya di jalan," kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya yang diterima VOI, Jumat 22 April.

Menurut Ganjar jumlah pemudik yang masuk ke Jawa Tengah seperti pada tahun-tahun sebelumnya merupakan yang tertinggi di Indonesia. Jumlahnya dapat mencapai sembilan jutaan. Tahun ini diperkirakan akan lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Minat warga untuk mudik dengan sepeda motor telah ada sejak lama, namun karena angka kecelakaan yang semakin meningkat setiap tahun menyebabkan pemerintah mulai mencarikan solusi. Data yang tercatat di Kementerian Perhubungan pada tahun 2019 ada 1.300.574 sepeda motor yang di gunakan untuk mudik lebaran.

Pemudik dengan sepeda motor sebaiknya memanfaatkan pos-pos istirahat yang ada di sepanjang jalan dengan maksimal, agar kondisi pengendara tetap bugar. (Antara/Rosa Panggabean)

Dianggap lebih irit dan ketika sampai di kampung halaman dapat dimanfaatkan untuk mempermudah aktivitas, adalah salah satu paket yang menarik warga mudik dengan menggunakan sepeda motor.

Sedangkan menggunakan kereta api atau bis dianggap lebih mahal dibandingkan dengan biaya pulang pergi dengan dua orang pemudik motor.

Masyarakat saat ini masuk dalam pola hidup hemat. Selain karena kenaikan BBM dan beberapa komoditas yang telah naik duluan, konsumsi daya beli pun menurun. Tak heran mudik dengan menggunakan sepeda motor menjadi pilihan.

Sebelum memasuki Ramadan harga BBM jenis pertamax per 1 April 2022 naik menjadi RP9000 menjadi RP13.500 per liter. Sebelum pertamax naik harga elpiji ukuran 5 kg dan 12 kg telah naik terlebih dahulu. Harga minyak goreng dan daging sapi yang masih tinggi juga menjadi bagian adaptasi masyarakat atas kenaikan yang bertubi-tubi.

Mudik menggunakan motor seolah-olah telah menjadi pilihan yang tepat buat para pemudik. Keuntungan ini masih bertambah dengan jam keberangkatan yang lebih santai, karena tidak khawatir ketinggalan transportasi yang telah di pesan.

Ada 16,9 Juta Pemudik Motor

Hasil survei Badan Litbang Perhubungan pada Maret 2022 menunjukkan ada 16,9 juta orang yang berniat mudik dengan menggunakan sepeda motor. Hal ini mengindikasikan pentingnya mitigasi atas kenaikan arus mudik dengan sepeda motor, mengingat rentannya mudik dengan motor karena perjalanan jauh.

Karena sepeda motor pada dasarnya tidak didesain untuk rute jarak jauh dan hanya dibatasi untuk dua orang penumpang serta bagasi yang terbatas, berikutnya adalah faktor kedisiplinan pengendara motor. Kendaraan roda dua memerlukan konsentrasi yang tinggi, kelelahan atau mengantuk dapat berakibat fatal. Tingkat kesulitan mengoperasikan sepeda motor lebih tinggi daripada mobil.

Tragedi kecelakaan kendaraan bermotor terus meningkat pada tahun 2021, mencapai 102.654 kasus atau naik dari tahun 2020 yang tercatat sebanyak 100.028 kasus. Sebanyak 73 persen dari total jumlah tersebut melibatkan sepeda motor.

Menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), jarak tempuh sepeda motor tidak diperkenankan lebih dari 3 jam.

Lebaran 2022 diperkirakan ada 16,9 juta pemudik yang menggunakan sepeda motor. (ANTARA)

Untuk lebaran 2022 Kementerian Perhubungan telah menyediakan kuota mudik gratis sebanyak 10.500 orang. Namun karena banyaknya peminat, kuota tersebut habis sebelum batas akhir penutupan. Gelombang kedua mudik gratis pun dibuka dengan kuota 10.800 orang.

Pemerintah melakukan berbagai kebijakan dengan tujuan mengurangi jumlah pemudik dengan sepeda motor, karena risiko kecelakaan yang tinggi. Tidak hanya akan membahayakan diri sendiri tapi juga orang lain. Langkah pencegahan ini hendaknya dibarengi dengan rencana pendukung, yaitu kenyamanan dan keselamatan bagi masyarakat yang tetap memutuskan mudik memakai sepeda motor.

Apalagi diperkirakan tahun ini ada hampir 16,9 juta pemudik Lebaran dengan sepeda motor, sementara angkutan gratis Lebaran hanya punya kapasitas 23 ribu orang.