Asyiknya Berburu Dividen di Bulan Ramadan Sebagai Tambahan THR
Pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA – Bagi investor yang memiliki motivasi menjadi pemburu dividen atau dividend hunter, maka setiap Maret dan April akan ada banyak Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Salah satu agenda penting adalah pembahasan pembagian dividen. Di bulan Ramadan ini, dividen bisa menjadi alternatif menambah uang Tunjangan Hari Raya (THR).

Setiap investor memiliki beragam tujuan ketika membeli saham. Ada yang menjadi investor saham jangka pendek (short term) secara harian yang dikenal dengan istilah trader. Tujuannya mendapatkan cuan secara cepat dari kenaikan harga saham.

Pemburu dividen biasanya merupakan investor jangka panjang. Jika perusahaan yang kita miliki mengalami laba, maka kita akan mendapatan ‘cipratan’ dari keuntungan tersebut berdasarkan jumlah saham dimiliki.

Besaran dividen yang diterima investor berbeda-beda, bisa mencapai triliunan rupiah jika memang saham yang dimiliki banyak dan besaran dividen yang dibagi juga besar. Semakin besar dividen, maka semakin besar pula kekayaan yang dimiliki pemegang saham.

Ilustrasi stock trading. (UNSPLASH)

Untuk para investor harian biasanya akan memanfaatkan momen menjelang pembagian dividen, karena harga emiten yang akan membagikan dividen akan melambung. Namun investor pemula sebaiknya berhati-hati dengan dividend trap, yaitu fenomena pasar yang muncul menjelang pembagian dividen.

Menjelang tanggal terakhir pembelian saham atau cum date harga saham cenderung naik. Namun setelah satu hari kemudian atau exdate, investor akan melakukan profit taking sehingga harga merosot.

Emiten yang masih dalam tahap tumbuh, umumnya akan membagi dividend yield lebih kecil. Sebagian profit mereka akan digunakan untuk pengembangan bisnis, seperti perusahan-perusahaan teknologi. Sedangkan untuk perusahaan mapan seperti Unilever akan memberikan dividend yield lebih besar.

Dividend yield yaitu perbandingan besar dividen yang akan diterima investor terhadap harga saham. Investor akan semakin untung jika dividend yield nya tinggi.

Misal, emiten XYZ membagikan dividen Rp300 per saham dengan harga Rp4000. Maka dividend yieldnya adalah Rp300 : Rp4000 = 7,5 persen.

Kenaikan penjualan dan kenaikan laba bersih akan berpengaruh terhadap besaran dividen yang akan dibagikan kepada investor.

Dampak Terhadap Bursa Saham

Lantas bagaimana dampak pembagian dividen beberapa emiten ini terhadap bursa saham? Mengingat jumlah emiten yang membagi emiten tak banyak.

Senior analis Mirae Securities, Teguh Kurniawan yang dihubungi VOI menilai, investor akan merespons positif pembagian dividen di tengah melemahnya harga saham. Apalagi, emiten belum maksimal memakai laba ditahan untuk ekspansi. Penyebabnya kondisi ekonomi masih melambat.

Teguh berpendapat, imbal hasil dividen (dividend yield) minimal 2-3 persen cukup menarik. Tapi menurut dia, yield bukan sesuatu yang perlu diperhatikan karena tak sepenuhnya mencerminkan imbal hasil yang diterima investor. Maka tengoklah pertumbuhan dividen per saham.

Unilever (UNVR) di kalangan investor dikenal murah hati membagikan dividennya, yaitu hampir 100 persen dari net profit nya. Itu karena perusahaan tidak dalam masa pertumbuhan.

Tahun lalu net profit Unilever mencapai Rp7,16 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak Rp7,13 triliun dibagikan sebagai dividen. Investor menerima dividen Rp187 per lembar saham dengan dividend yield 4,6 persen.

Emiten ada yang membagikan labanya lebih dari 50 persen dari keuntungannya, namun ada pula yang tidak sebesar itu. Beberapa emiten telah mengumumkan akan membagikan labanya melalui PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yaitu Bank BCA, Bank BRI, Semen Indonesia, dan Sido Muncul.

Informasi saham melalui layar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (BURSA EFEK INDONESIA)

Investor yang ingin mengetahui emiten apa saja yang memberikan dividen besar, Bursa Efek Indonesia memiliki indek IDX High Dividend 20, yang berisi 20 emiten yang membagikan dividen dalam jumlah besar.

Penguatan indeks IDX High Dividend 20 sepanjang 2022 terdata mengalami penguatan 11,4 persen. Return yang dibagikan bahkan lebih besar dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang membagikan gain sebesar 7,94 persen.

Dari 20 emiten sebanyak 12 emiten konstituen indeks telah merilis laporan keuangan tahunannya untuk periode 2021. Penguatan kinerja keuangan terjadi karena faktor diversifikasi yang dilakukan oleh penghuni indeks ini sepanjang tahun.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk membagikan dividen tunai terbesar yaitu Rp26,4 triliun, sedangkan PT Indo Tambang Raya sebagai memberi dividen per saham terbesar yaitu senilai Rp1.218 per saham dan tunai Rp3040 per saham. Laba PT Indo Tambang Raya melejit hingga 12 kali di tahun 2021.

Sedangkan Adira Dinamika Multifinance memberikan dividend yield 6 persen, Hexindo Adiperkasa memberikan dividend yield 19,43 persen, dan Mitra Pinasthika Mustika dengan dividend yield 10 persen setiap tahunnya.

Investor yang ingin memperoleh dividen besar tentu saja memerlukan dana investasi besar pula. Seperti Lo Kheng Hong yang dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia, memperoleh dividen dari beberapa emiten salah satunya Gajah Tunggal dengan kepemilikan saham porsi 5,1 persen.

Tahun lalu total laba bersih Gajah Tunggal sebesar Rp320,37 milar, dan dividen yang dibagikan sebesar 10,87 persen. Diperkirakan Lo Kheng Hong memperoleh dividen sebesar Rp1,77 miliar.

Lo Kheng Hong juga memiliki saham Petrosa Tbk sebesar 15,01 persen. Pada tahun 2021 Petrosa membagikan dividen sebesar Rp115 per saham dari kinerja keuangan 2020. Dividen yang diterima Lo Kheng Hong diperkirakan sebesar Rp 17,41 miliar.

Para investor umumnya memanfaatkan dividen selain untuk pendapatan juga untuk mengurangi kerugian dari sebuah saham. Misal investor merugi 10 persen dari saham ABCD namun emiten membagikan dividend yield sebesar 7 persen, artinya kerugian dapat diminimalkan hanya 3 persen saja.

Laporan keuangan dengan kinerja positif tentu akan berimbas pada pembagian dividennya dan memberikan imbal hasil yang menarik. Dividen yang dibagikan pada periode Ramadan ini tentu dapat menjadi income tambahan selain THR.