Bagikan:

JAKARTA - Ade Rai adalah sosok yang dikenal aktif dalam dunia olahraga. Berbagai cabang olahraga pernah ditekuninya. Dari bela diri hingga bulu tangkis. Ia bahkan sempat berstatus sebagai atlet bulu tangkis profesional. Namun, tiada kenikmatan yang dirasakan oleh Ade Rai saat bermain bulu tangkis. Pria bernama I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai banting setir. Panco yang mengandalkan kekuatan otot ditekuninya. Jalan pun terbuka. Olahraga otot itu memotivasinya jadi binaragawan. Ade Rai pun sukses besar.

Olahraga menjadi bidang yang membuat Ade Rai selalu bergairah. Ketekunan dan kerja keras diyakininya akan membawakan prestasi demi prestasi. Bulu tangkis jadi opsi yang paling memungkinkan untuk membuka jalan Ade Rai sebagai atlet professional.Semua itu karena olahraga bulu tangkis telah banyak membawa bendera Indonesia terbang tinggi di langit dunia. Karenanya, mimpi menjadi atlet bulu tangkis berprestasi semakin menjadi-jadi. Tiada yang sukar di mata Ade Rai muda. Apalagi untuk menembus mimpi menjadi atlet bulu tangkis profesional.

Seiring berjalannya waktu, Ade Rai tak kunjung menemukan kepuasan dari bermain bulu tangkis. Di kala teman-teman seangkatannya rajin berlatih bulu tangkis, Ade Rai tak melakoni hal itu. Ia merasa semangatnya mulai menurun di bulu tangkis. Apalagi melihat potensi teman-temannya yang begitu giat berlatih. Mimpinya sebagai pemain bulu tangkis berprestasi dianggap pupus. Sebab, hanya kemungkinan kecil dirinya dapat dipanggil membela Tanah Air untuk berlaga di arena bulu tangkis dunia. Ade Rai akhirnya memilih “gantung raket.”

“Pada saat itu, Ade Rai mengutarakan bahwa sebelum menjadi atlet binaraga, ia adalah seorang atlet bulu tangkis. Di sana, dia berteman dengan Ardi B. Wiranata, salah seorang atlet bulutangkis nasional yang berprestasi. Ade Rai kala itu begitu heran dengan semangat Ardi yang setiap hari berlatih, bahkan di hari Minggu.”

“Sedangkan Ade Rai tidak begitu bersemangat, apalagi mengisi hari libur dengan berlatih. Apa yang membuat Ardi B.W. begitu bersemangat? Jawabnya adalah karena Ardi B.W. punya passion terhadap olahraga bulutangkis dan setiap kali berlatih impiannya adalah menjadi juara. Seletih apa pun, ia tetap berlatih, dan semua ini membuahkan prestasi gemilang bagi Ardi sebagai atlet bulu tangkis tingkat dunia,” ungkap Tommy Siawira dalam buku Indonesia Bangkit (2009).

Ade Rai (Foto: Instagram/ade_rai)

Ade Rai kemudian memahami pentingnya sebuah motivasi untuk menekuni sesuatu. Paling tidak, ketika ia disuruh latihan ekstra, semuanya akan dilakukan penuh suka cita. Sementara itu, ia mulai banting setir. Ia memilih olahraga panco. Keputusan itu disayangkan banyak pihak. Ade Rai sampai keluar dari Pelatnas Cipayung. Namun, keputusan itu sudah final bagi Ade Rai alias tidak dapat diganggu gugat.

Perlahan tapi pasti, olahraga otot itu menarik minat Ade Rai. Tak sangka olahraga panco jadi medium Ade Rai menemukan motivasi dan olahraga lain yang disukainya. Olahraga itu adalah binagara. Di bidang itu Ade Rai menemukan kenyamanan yang tiada tara.

“Motivasi adalah hasil komuniasi antara kita dengan diri kita sendiri. Semakin banyak kita meluangkan waktu berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Motivasi itu akan semakin tumbuh dari dalam diri kita, jadi bukan dari orang lain. kadang kita sibuk dengan televisi, radio, ipod, majalah, telepon, HP, dan lain-lain sehingga kita tidak punya waktu untuk diri kita sendiri.”

“Motivasi untuk punya badan sehat, penampilan yang lebih baik, tenaga yang lebih energik, dan kesediaan menjalankan kebugaran juga harus datang dari diri sendiri. Penyebab kurangnya motivasi untuk menjalankan bisa disebabkan oleh kurangnya komunikasi tersebut,” ungkap Ade Rai dalam bukunya Tingkatkan Fitness IQ Anda (2009).   

Binaragawan sukses

Ketekunan melanggengkan olahraga otot membawanya Ade Rai merintis karier sebagai binaragawan. Tak mudah memang, tapi Ade Rai terus berusaha. Tubuhnya yang jangkung tapi kerempeng saat menjadi atlet bulu tangkis mulai berubah. Sebab, Ade Rai acap kali mengolah tubuh. Dan pada suatu posisi, Ade Rai memantapkan pilihan berkarier sebagai binaragawan pada cabang olahraga itu 1992.

Keputusan itu nyatanya tepat. Di bidang olahraga baru itu Ade Rai mendapatkan bejibun prestasi. Tak hanya nasional, melainkan internasional juga. Semua itu menjadi bukti bahwa tiada yang salah dengan mengikuti minat dan kata hati. Selama semuanya dilakukan dengan penuh kesungguhan.

Ade Rai (Foto: Instagram/ade_rai)

“Ade memang telah banyak makan asam-garam. Sebelum memutuskan menjadi atlet binaraga pada 1992, pemilik nama asli I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai itu adalah atlet bulu tangkis daerah yang potensial.”

“Waktu itu tubuhnya jangkung tapi kerempeng-tidak seberat sekarang. Ade merasa tubuhnya kurang atletis, dan ia mulai berlatih, dan eh, keterusan Bahkan sarjana hubungan internasional dari FISIP-UI ini sampai sukses menyabet gelar juara nasional enam kali berturut-turut (1994-1999) dan dua kali gelar Mr. Asia (1995 dan 1998),” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Ade Rai: Mitos Kekar dan SMS (2007).

Tak hanya itu. Ade Rai juga tercatat sebagai juara dunia juara dunia Musclemania 1996, serta Superbody 2000. Prestasi itu baginya memang menjadi pelecut semangat untuk selalu jadi yang terbaik. Pun prestasinya membuat Ade Rai kesohor di seantero negeri.

Ia tampil di koran, memenuhi iklan, dan muncul di televisi tanah air. Lebih lagi, ia sering diminta menjadi narasumber sebagai ahli kebugaran – menjadi penulis buku dan kontributor majalah kesehatan. Keberhasilan itu sulit dilampau oleh binaragawan Indonesia lainnya.  Sekalipun Ade Rai pensiun pada tahun 2000.

“Para penggemar Ade Rai, siap-siaplah untuk kecewa. Mulai tahun ini, Anda tidak bisa menyaksikan tubuh kekar. Ade meliuk-liuk dengan celana dalam biru dan lotion merah di sebuah pertandingan binaraga. ‘Saya akan pensiun sebagai atlet di tahun 2000 ini,’ kata Ade Rai. Tapi jangan keburu sedih. Sebagai gantinya, para fans bisa melihat wajah ganteng semifinalis Mr. Universe ini di berbagai tempat: di klub kebugarannya, di bukunya, di homepage-nya, atau di acaranya di televisi.”

“Munculnya lelaki yang punya nama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai ini di berbagai tempat itu bukan lagi sebagai atlet, melainkan sebagai duta' untuk mengembangkan olahraga kecintaannya, binaraga. Menurut dia, upaya pengembangan ini harus dilakukan secara serius dan tak blsa dilakukan bila ia tetap bertanding,” tutup laporan Majalah Tempo berjudul Ade Rai (2000).

*Baca Informasi lain soal SELEB atau baca tulisan menarik lain dari Detha Arya Tifada.

BERNAS Lainnya