Bagikan:

JAKARTA - Salib yang diberikan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in kepada Paus Fransiskus bukanlah salib biasa. Salib itu dari kawat berduri yang diambil dari zona demiliterisasi semenanjung.

Kado ini ada maskudnya. Moon Jae-in ingin Paus bisa sesegara mungkin mengunjungi Korea Utara.

Moon, yang beragama Katolik, berada di Roma untuk menghadiri KTT G20 para pemimpin dunia. Dia mengadakan pembicaraan pribadi dengan Paus selama sekitar 25 menit, kata Vatikan seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat 29 Oktober.

Moon bilang ke Paus Fransiskus bagaimana pentingnya kunjungannya ke Pyongyang. Dia yakin Paus akan bisa membantu menghidupkan kembali proses perdamaian di Semenanjung Korea.

"Jika Anda mengirimi saya undangan, saya akan dengan senang hati pergi membantu Anda, demi perdamaian. Bukankah Anda saudara-saudara yang berbicara bahasa yang sama? Saya bersedia pergi," kata Paus mengutip perkataan itu.

Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua belah pihak membahas "promosi dialog dan rekonsiliasi antara Korea" dan harapan bahwa "usaha bersama dan niat baik dapat mendukung perdamaian dan pembangunan di semenanjung Korea, didukung oleh solidaritas dan persaudaraan".

Ketika dia bertemu dengan Paus pada tahun 2018, Moon menyampaikan undangan lisan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kepada Paus untuk mengunjungi Korea Utara.

Pejabat Vatikan mengatakan pada saat itu bahwa Paus, yang telah mengajukan banyak permohonan untuk pemulihan hubungan antara kedua Korea, akan mempertimbangkan perjalanan seperti itu dalam kondisi tertentu jika itu dapat membantu penyebab perdamaian.

Negosiasi antara Pyongyang, Washington dan Seoul yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal Korea Utara telah terhenti di tengah upaya kedua Korea untuk mengembangkan senjata yang semakin canggih.

Korea Utara pekan lalu mengonfirmasi bahwa pihaknya melakukan uji coba rudal balistik baru yang lebih kecil dari kapal selam.