Loyalis Akhyar Keluar Partai, PDIP: Jangan Paksa Pencalonan Pilkada Medan
Kantor PDIP Sumut (Malo M/ VOI)

Bagikan:

MEDAN - Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Sumatera Utara (Sumut), Aswan Jaya, menegaskan partai memiliki kewenangan penuh menentukan calon di Pilkada Medan. Tidak ada pihak yang bisa memaksa keinginan secara sepihak untuk menetapkan calon.

Respons ini disampaikan menanggapi mundurnya loyalis Akhyar Nasution, Ade Darmawan dari keanggotaan partai. Ade diketahui menjadi relawan untuk pencalonan Akhyar, kader PDIP yang menjabat Plt Wali Kota Medan saat ini.

"Tidak ada yang melarang Akhyar maju mencalonkan diri, kalau Ade mau maju juga silakan dan tidak ada yang melarang. Tapi jangan paksa PDI Perjuangan mencalonkan dia, itu saja," kata Aswan saat dihubungi VOI, Rabu, 29 Juli.

Keluarnya Ade Darmawan dari PDIP terjadi di tengah memanasnya tensi pencalonan wali kota di Medan. PDIP yang condong ke Bobby Nasution menjadi alasan Akhyar merapat ke Demokrat untuk mendapatkan tiket pencalonan Pilkada Medan.

Sedangkan Ade Darmawan dalam jumpa pers pengunduran dirinya dari keanggotaan PDIP, mengaku sudah tidak memiliki kesamaan prinsip dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Ade juga mengomentari Plt Ketua DPD PDIP Sumut Djarot Saiful Hidayat terkait penggodokan calon wali kota di Pilkada Medan, termasuk menyinggung urusan hukum.

“Kalau dia punya bukti atas semua tuduhannya maka laporkan saja ke polisi, agar bisa dibuktikan secara hukum," kata Aswan menanggapi pernyataan Ade.

PDIP hingga saat ini belum mengumumkan bakal calon wali kota Medan untuk Pilkada pada 9 Desember 2020. Sedangkan Akhyar bergerilya mencari dukungan termasuk menemui elite Demokrat.

Ketua DPC Demokrat Kota Medan Burhanuddin Sitepu yang mendampingi Akhyar bertemu Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief, menyebut Akhyar terang-terangan menyatakan keinginannya maju melalui Demokrat.

 “Dia (Akhyar Nasution) sepertinya sudah mengetahui PDIP akan mencalonkan Bobby Nasution untuk Pilkada Medan,” kata Burhanuddin, Senin, 27 Juli.