Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI M Herindra mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah menjalankan dan memaksimalkan diplomasi pertahanan untuk mendukung penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

"Tidak mengherankan bahwa pada tahun pertama pandemi, bantuan alat kesehatan (alkes) dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS), Australia, dan Tiongkok disalurkan melalui Kementerian Pertahanan atas buah dari diplomasi pertahanan Indonesia," kata Wamenhan dalam webinar PGSD Universitas Paramadina berjudul "Pandemi COVID-19 dan Pengelolaan Sektor Pertahanan Indonesia", secara daring, dilansir Antara,  Kamis, 28 Oktober.

Dukungan penanganan COVID-19, terutama dalam penyediaan alat kesehatan (alkes) dan vaksin. Diplomasi ini diarahkan kepada negara-negara produsen ataupun yang memiliki stok berlebih, katanya.

Alat dan material kesehatan hasil diplomasi tersebut, ujarnya, kemudian disalurkan kepada 110 rumah sakit (RS) yang berada di bawah Kemhan dan TNI.

Herindra mengatakan Kemhan melakukan upaya lain dalam penanggulangan pandemi. Dukungan yang diberikan berbagai hal, seperti personel, infrastruktur, hingga fasilitas kesehatan.

"Fasilitas Diklat Kemhan di Jabodetabek dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat (RSD) ketika RS dr. Suyoto tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19. Setidaknya disiapkan 1.650 tempat tidur berikut dengan instalasi ICU, IGD, ventilator, dan sebagainya, termasuk pelibatan sekitar 670 staf sebagai tenaga pendukung kesehatan," tuturnya dalam siaran persnya.

Belum lama ini, Kemhan membangun RS LB Moerdani di Merauke, Papua, untuk menunjang penanganan COVID-19.

Selain itu, kata mantan Kepala Staf Umum TNI ini, Kemhan meningkatkan kemampuan medis kapal bantu RS TNI AL KRI dr. Soeharso-990 dan KRI Semarang-594 dengan penambahan sarana dan prasarana kamar operasi, pengadaan kontainer medik, alkes laboratorium, dan farmasi.

"Fasilitas kesehatan (faskes) juga dimanfaatkan untuk mendorong pencapaian target vaksinasi pemerintah," kata mantan Danjen Kopassus ini.

Kemhan mentransformasikan lembaga pendidikan di bawah naungannya, Universitas Pertahanan (Unhan) untuk pemenuhan kebutuhan personel yang memiliki pengetahuan ilmu kesehatan memadai tidak lagi bisa ditunda 

"Keilmuan Universitas Pertahanan ditransformasikan. Tidak hanya mencetak para ahli ilmu pertahanan, tetapi juga ahli dan praktisi dalam bidang kesehatan yang punya perspektif pertahanan," ucap Herindra.

Berikutnya, membentuk Pusat Cadangan Logistik Strategis (PCLS) guna mendukung peningkatan kemampuan negara dalam menjamin kebutuhan pangan. Pangkalnya, dunia terancam mengalami kelangkaan stok pangan lantaran terdisrupsi pandemi COVID-19.

"Memandang isu pangan sebagai bagian dari isu keamanan bukanlah bentuk sekuritisasi, tetapi lebih kepada menggarisbawahi bahwa ketersediaan pangan adalah bentuk pemenuhan keamanan manusia atau 'human security'," kata Herindra.