Di Hadapan Anak, Suami Pukul Istri dengan Tabung Gas Elpiji 3 Kg Saat Tertidur Hingga Meninggal
Rumah korban di Kawasan Kelurahan Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi ( Rizky Sulistio)

Bagikan:

JAKARTA - Novi Savitri (25) ditemukan meninggal dalam kondisi mengenaskan di rumahnya yang terletak di kawasan Kelurahan Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Korban meninggal setelah dipukul tabung gas elpiji berukuran 3 kilogram oleh Harry Purnama, suaminya sendiri.

Alvi Armas, Ketua RT 05/09, Kelurahan Jatiraden, memberikan kesaksian. Harry melakukan aksi sadisnya ketika sang istri tengah terlelap tidur. Saat kejadian, Novi bersama salah satu anaknya tengah tertidur. Tanpa alasan yang jelas, Harry langsung memukul istrinya dengan tabung gas hingga Novi meninggal.

"Jadi dipukul dalam keadaan tidur. Jadi setelah di pukul anak langsung bangun, melihat ibunya sudah berlumuran darah," kata Alvi Armas kepada wartawan, Kamis 28 Oktober.

Alvi mengaku dirinya tidak mengetahui akar permasalahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu. Namun kehidupan rumah tangga pasangan suami istri ini tidak harmonis.

"Kalau di dalam rumah itu memang sering ribut cekcok gitu. Tapi ngak tahu masalahnya apa," katanya. Selama ini, dikatakan Alvi, Korban dikenal sebagai pengepul barang bekas, sedangkan suaminya merupakan pengangguran yang memiliki dua orang anak berusia 5 tahun dan 2 tahun.

Lebih lanjut Alvi mengatakan, suami korban sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa selama 10 hari. Informasi itu didapat dari adanya surat keterangan dari rumah sakit jiwa yang ditemukan di rumah korban.

"Info sementara katanya ada gangguan. Gangguan jiwa. Tapi saya kurang tahu juga persisnya gimana, sebab saat ditemukan oleh bapak-bapak penyidik, ada surat keterangan dari rumah sakit," katanya.

Ironisnya, pelaku Harry dikenal oleh warga sekitar berperilaku baik dan tidak ada hal yang mencurigakan dari diri pelaku. Alvi mengaku baru mengetahui jika Harry mengalami gangguan, setelah ada surat yang ditemukan oleh penyidik kepolisian.

"Kalau keseharian di kalangan warga ya suami itu baik. Tidak ada masalah apa-apa. Tidak ada tingkah laku yang aneh, kalau di dalam rumah itu memang sering ribut cekcok gitu," ujarnya.

Bahkan, sebelum kejadian terjadi, pelaku sempat ikut kerja bakti di musala. Kala itu warga pun tak ada kecurigaan kepada pelaku. Namun memang beberapa minggu yang lalu pelaku tidak pernah terlihat, kemungkinan menurut Alvi pelaku tengah menjalani perawatan di RSJ oleh keluarganya.

Karena sering bertengkar, keluarga pelaku juga sempat akan menjemput. Sebelum itu terjadi, Harry justru menggila dan membunuh istrinya. "Niatnya kemarin itu dari pihak keluarga mau dijemput, tadinya. Ultimatum keluarganya itu kalau dia gak mau. Mau jemput paksa untuk di jauhkan oleh istrinya gitu," ujarnya.

Hingga saat ini kasus tersebut telah ditangani oleh Polres Metro Bekasi Kota. Bahkan terkini, Polres Metro Bekasi Kota masih memeriksa sebanyak 3 orang saksi terkait kasus KDRT berujung kematian itu.

Kasi Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing mengatakan, hingga saat ini polisi masih menyelidiki kasus tersebut untuk mengetahui motif dari pelaku.

"Sementara di TKP ada 3 orang saksi yang sudah kami periksa," ujar Kompol Erna kepada wartawan, Kamis 28 Oktober.

Menurut Erna, berdasarkan hasil keterangan saksi, kejadian tersebut diketahui ketika anak korban menangis. Saat itu warga yang mendengar langsung mengecek dan mendapati anak tersebut berlumuran darah.

"Awalnya tetangga bangun mendengar ada suara anak kecil menangis, pas dicek ternyata anak korban, dan dilihat ternyata anak tersebut bajunya penuh darah," katanya.

Melihat kejadian itu, saksi-saksi langsung melakukan pengecekan dan mendapati korban sudah berlumuran darah. Hingga akhirnya memanggil ketua RT setempat dan melanjutkan untuk melaporkan ke Polsek setempat.

"Kita masih melakukan penyelidikan dan pengembangan, kita sudah melakukan olah TKP," ujarnya.